Pemerintahan saat ini lebih maju dari terdahulu. Karena itu, kalau ada yang merindukan masa-masa pemerintahan Presiden Soeharto, itu hanya sebuah ilusi. Masa reformasi saat ini masih jauh lebih baik.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi, Jumat (22/10) mengatakan, tidak benar publik merindukan masa-masa Orde Baru. Kalau ada elite politik yang mengatakan merindukan suasana seperti dulu lagi, itu ilusi besar.
Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan penilaian, pemerintahan sekarang lebih baik. Pertama, partai yang mengusung ideologi Soeharto seperti PKPB (Partai Karya Peduli Bangsa) terus jeblok perolehan suaranya sejak Pemilu 2004.
Faktor lainnya, gagalnya Tommy Soeharto dalam pencalonan Ketua Umum Partai Golkar, dalam Munas lalu. Putra mendiang mantan Presiden Soeharto itu, bahkan tidak dapat suara dalam voting. Padahal, kata Burhanuddin, Golkar didirikan sang ayah.
Selain itu, berdasarkan survei LSI sejak 1999 sampai dengan terakhir, 7-19 Oktober 2010, kata Burhanuddin, Soeharto senantiasa mendapat penilaian menurun dari publik. Ia memastikan, sampai saat ini kepuasan tingkat rezim reformasi terhadap demokrasi masih tinggi. Persentasenya lebih kurang 70 persen.
Alasan utama penurunan itu, kata Burhanuddin, memori publik yang belum melupakan, Soeharto dalang keterpurukan Indonesia. Hal ini, kata dia, sulit dimaafkan oleh masyarakat.
"Krisis 1998 membuat publik tidak merespon positif sosok Soeharto lagi. Bahkan dari hasil survei, kami yakin publik tidak bermimpi lagi untuk hidup di masa itu," kata Burhanuddin.
Jadi, anggapan pihak yang mengklaim Indonesia butuh suasana seperti zaman Soeharto dulu, kata Burhanddin, pasti bertentangan dengan publik. Dan kembali melihat ke belakang bagi Burhanuddin sama dengan mementahkan capaian refomasi yang selama ini telah diperjuangkan.
Keinginan seperti itu, menurut Burhanuddin, hanya akan melawan arus opini publik Indonesia. Hal itu sekaligus mencederai hati masyarakat yang mendukung terciptanya reformasi saat ini. Jadi, jangan mentahkan lagi capaian yang kita rasakan sejak reformasi itu. "Itu yang harusnya kita hargai."
© Copyright 2024, All Rights Reserved