Situasi keamanan di Libya semakin memburuk. Serangan terhadap aparat keamanan meningkat. Bahkan, Kediaman Perdana Menteri (PM) baru Libya Ahmed Miitig juga menjadi target. Amerika Serikat mengimbau warganya yang berada di Libya untuk segera meninggalkan negeri itu.
Sekelompok pria bersenjata menyerang kediaman Ahmed Miitig saat PM Libya dan keluarganya yang tengah berada di rumah tersebut. Akan tetapi, mereka dilaporkan selamat dari serangan itu.
Miitig, 42, terpilih sebagai PM bulan ini dalam pemungutan suara yang dilakukan Kongres Nasional Umum, GNC. Dia menggantikan Abdullah al-Thani, yang mengundurkan diri pada April lalu setelah mengklaim dirinya dan keluarganya telah diserang.
Kantor berita AFP, Rabu (28/05) menyebut, serangan roket ke rumah PM di Tripoli pada Selasa (27/05) sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Para pria bersenjata juga sempat melepaskan tembakan ke rumah tersebut.
Para penjaga membalas tembakan dan melukai 2 orang penyerang. Keduanya pun berhasil ditangkap. Namun beberapa pelaku lainnya berhasil melarikan diri.
Situasi keamanan di Libya, khususnya kota Benghazi, belakangan ini kian memburuk. Nyaris setiap hari terjadi serangan-serangan para jihadis yang menargetkan aparat keamanan di Benghazi.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS telah mengeluarkan peringatan kepada warganya di Lybia untuk segera meninggalkan negara itu. “Dikarenakan kekhawatiran keamanan, Departemen Luar Negeri telah membatasi jumlah staf di Kedutaan Besar AS di Tripoli dan hanya bisa memberikan layanan emergensi yang sangat terbatas bagi warga AS di Libya," demikian bunyi travel warning Deplu AS.
"Dikarenakan asumsi bahwa warga asing, khususnya warga AS, di Libya mungkin dikaitkan dengan pemerintah AS ataupun organisasi non pemerintah (NGO) AS, maka para pengunjung harus sadar bahwa mereka bisa menjadi target penculikan, serangan keji, atau kematian," imbuh Deplu AS.
"Warga AS yang saat ini berada di Libya harus menerapkan kehati-hatian ekstra dan pergi secepatnya," demikian disampaikan.
Sebelumnya, pemerintah AS telah mengumumkan pengerahan kapal serang amfibi dengan sekitar 1.000 marinir ke wilayah pantai Libya. Ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika seluruh personel Kedutaan AS harus dievakuasi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved