Cuaca esktrim yang tengah berlangsung, menjadi perhatian serius pemerintah. Untuk menyatukan langkah, Pemerintah pusat akan mengumpulkan bupati dan walikota seluruh Indonesia guna membahas antisipasi dampak iklim dan cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi di Indonesia hingga Februari 2011.
Rencana itu disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono usai memimpin Rapat Koordinasi tentang Antisipasi Terhadap Iklim dan Cuaca Ekstrim di Kantor Kemenko Kesra, Jakarta, Senin (04/10). “Pemerintah pusat akan segera mengumpulkan semua bupati dan walikota dari seluruh Indonesia.”
Diterangkan Menko Kesra, tujuan mengumpulkan seluruh kepala daerah adalah untuk menyamakan persepsi dalam mengatasi dampak cuaca ekstrem yang belakangan ini dirasakan masyarakat luas.
“Melalui pemerintah kabupaten/kota diharapkan sosialisasi terhadap iklim dan cuaca ekstrim bisa sampai ke lapisan terkecil masyarakat sekaligus menemukan langkah antisipasi yang efektif,” ucap dia.
Lebih jauh diterangkan Agung, dari pertemuan tersebut nantinya akan disusun berbagai kebijakan dan imbauan mengenai dampak langsung iklim dan cuaca terhadap masyarakat. “Contohnya bagi petani yang gagal panen akibat perubahan pola curah hujan dan cuaca ekstrim bisa dicarikan solusinya atau bagi nelayan yang biasa mencari ikan di laut agar mewaspadai gelombang tinggi," kata dia.
Menko juga menjelaskan, pemerintah akan mendata dampak perubahan iklim pada masyarakat dan langkah antisipasinya dengan mengumpulkan bupati/walikota, kementerian dan lembaga teknis terkait.
"Selain soal rawan pangan dan gelombang tinggi, dampak cuaca ekstrim ini juga mengakibatkan rawan banjir, longsor dan lain sebagainya sehingga perlu segera dilakukan langkah antisipasi," katanya.
Berdasarkan hasil kajian inter governmental panel on climate, aktivitas manusia sebagai penyebab meningkatnya suhu global yang memicu perubahan iklim, ditandai dengan perubahan pola curah hujan, cuaca lebih ekstrem, naiknya paras air laut, bencana kekeringan, badai, banjir, gelombang panas dan kebakaran hutan secara luas.
Dia juga melanjutkan, perubahan iklim dan cuaca ekstrim selain memunculkan berbagai wabah penyakit dan gangguan kesehatan lainnya juga akan berdampak pada petani yakni perubahan pola tanam dan gagal panen serta nelayan yang tidak berani melaut akibat ombak tinggi. "Hal tersebut jika tidak segera diantisipasi akan menimbulkan kerawanan sosial," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved