Perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi belakangan ini membuat 10 dari 14 kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi endemis penyakit malaria. Warga diimbau lebih waspada.
Andy Jap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, mengatakan hal itu di Pontianak, Senin (25/10). Andy menambahkan, tinggal empat daerah yang masih belum endemis. Yakni Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Sekadau serta Bengkayang.
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang dibawa nyamuk tersebut, pihaknya awal November nanti akan membagikan kelambu ke sejumlah daerah.
Menurutnya, pembagian kelambu akan diprioritaskan di sepuluh daerah endemis malaria. Yakni Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Landak.
Andy menambahkan, kelambu anti nyamuk malaria yang akan dibagikan seluruhnya berjumlah 1,2 juta helai. Bantuan tersebut akan disalurkan The Global Fund kepada 600 ribu kepala keluarga yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Kalbar.
Sedang jumlah bantuan dari The Global Fund untuk Provinsi Kalbar seluruhnya berjumlah Rp120 miliar. Bantuan diberikan untuk lima tahun ke depan. Selain untuk penanganan penyakit malaria juga dialokasikan untuk peningkatan pelayanan kesehatan di Kalbar.
Data dari Dinas Kesehatan Kalbar, ada 10 kabupaten termasuk daerah merah artinya dalam seribu populasi lebih dari 50 menderita malaria positif.
Sedangkan daerah kuning, yaitu Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya, dari seribu populasi 20 hingga 49 positif malaria.
Sementara hanya Kota Pontianak yang termasuk daerah hijau dengan kasus dibawah 20 kasus dari seribu populasi.
Andy Jap mengharapkan agar masyarakat mewaspadai penyakit malaria. "Yang penting jaga kesehatan dan lingkungan agar tetap bersih supaya nyamuk tidak mudah berkembang biak," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved