Seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, bernama Amalia Wahyuni diusir dari ruang pertemuan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik).
Pengusiran dilakukan Kadisdik ketika guru tersebut menegurnya karena merokok di dalam ruangan. Amalia Wahyuni, mencurahkan kisah pengusirannya itu di media sosial, dan viral pada Senin (2/9/2024).
Melalui video yang beredar di media sosial, Amalia Wahyuni menuturkan apa yang terjadi ketika ia menyampaikan keberatannya pada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhammadun.
Amalia menuturkan awalnya ia respek ketika panitia acara meminta peserta mematikan ponsel saat Kadisdik berbicara. Namun respek yang ia rasakan langsung luntur ketika Kadisdik memasuki ruangan dengan mengenakan pakaian dinas tapi tidak bersepatu, hanya sandal berwarna kuning dan memegang rokok yang masih menyala. Bahkan di podium, panitia juga menyediakan asbak.
“Beliau sempat mematikan rokok, lalu presentasi. Tapi setelah itu beliau hendak menyalakan rokok lagi. Lalu saya beranikan diri menyampaikan karena saya tak kuat ada asap rokok dalam ruangan ber-ac,” ujar Amalia, dikutip Jumat (6/9/2024).
Acara tersebut diselenggarakan di ballroom salah satu hotel di Banjarmasin.
"Sebelum ada acara ini semua pejabat pasti sudah pintar membedakan mana warung di mana yang ballroom. Ballroom itu ber-AC full, angin yang keluar angin itu juga yang masuk ke dalam," ujarnya menambahkan.
"Tapi saat menegur sudah saya lakukan dengan nada halus, saya mengangkat tangan pada saat beliau menyalakan rokok. Saya bilang 'Pak mohon maaf, saya tidak tahan pak mencium asap rokok', dan kondisinya saat itu saya tidak ada menyuruh beliau keluar," sambungnya.
Baru satu kata maaf itu keluar dari mulut Amalia, Muhammadun langsung menyela dengan kata "apa", bahkan dengan nada tinggi.
"Kemudian beliau jawab, kalau ikam kada (kamu tidak) tahan rokok, ikam yang keluar," sambungnya lagi.
Ama yang tak menyangka dengan jawaban itu langsung mengatakan terima kasih dan mengambil tas lalu keluar berjalan menuju pintu ballroom tersebut.
"Sebelum keluar saya berbalik badan. Emosi saya bilang, 'bapak minta dihargai dengan tidak memainkan HP di ruangan, tapi bapak sendiri tidak menghargai saya sebagai peserta untuk tidak merokok," ujar Ama dengan nada meninggi.
Amalia menyadari risiko yang ia terima. Sebab beberapa saat setelah kejadian, ia mendapat telpon dari kepala sekolahnya. Pihak sekolah memintanya untuk pulang dan tidak melanjutkan kegiatan di hotel tersebut.
Tak hanya itu, dirinya juga diminta menghadap ke ruangan kepala sekolah keesokan paginya. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved