Tanggul darurat penahan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur, akhirnya jebol juga. Kamis sekitar pukul 08.00, tanggul penahan lumpur setinggi 3 meter di Desa Siring, Kabupaten Sidoarjo, jebol sepanjang 15 meter. Selain menggenangi sekitar 750 rumah warga hingga 5.680 penghuninya mengungsi, lumpur juga menutupi rel kereta api jurusan Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.
Kepanikan pun terjadi, warga berlarian mengungsi. Sekolah-sekolah di sekitar tanggul yang jebol diliburkan. Jalan Raya Porong yang merupakan jalan utama dari Surabaya menuju Malang juga ditutup.
Puluhan truk pengangkut tanah dikerahkan untuk membuat tanggul darurat. Pukul 13.00, lumpur perlahan-lahan menyusut dan lalu lintas dibuka kembali setelah sempat lumpuh selama beberapa jam.
Bus-bus jurusan Malang-Surabaya kini banyak yang tidak beroperasi karena jalan tol ditutup, sedangkan jalan arteri macet total akibat sebagian badan jalan tergenang lumpur. "Biaya operasional bus bertambah mahal, sedangkan waktu tempuh tak menentu," kata staf Unit Pelaksana Teknis Daerah Terminal Arjosari Malang, Sugianto.
Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar di Jakarta menjelaskan, pemerintah akan meluaskan kolam penampungan. "Lahan yang disiapkan 242 hektar, sedangkan yang akan dibebaskan 150 hektar," kata Rachmat.
Menurut Rachmat, kolam-kolam baru diperkirakan akan dapat menampung lumpur selama tiga bulan ke depan. "Selama tiga bulan itu lumpur akan ditampung di sana, sambil berkerja sama dengan ITS dan KLH untuk mengolah lumpur itu sehingga dapat dibuat stabil. Sementara airnya, akan dinetralisir dulu sehingga dapat dialirkan ke sungai dan laut. Jika sudah netral air tidak akan tersesak di sana," kata Rachmat.
Perihal komitmen Lapindo, Iman Agustino menyatakan bahwa perusahaannya tetap mempunyai komitmen yang penuh untuk memberikan ganti rugi yang wajar terhadap warga yang terkena dampak langsung.
Wakil Bupati Sidoarjo Syaiful Illah menyatakan belum dipandang perlu memberikan instruksi evakuasi warga di luar kawasan yang telah terlanda luapan lumpur. "Setelah tanggul yang jebol ditutup, lumpur tidak akan meluas," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Hary Soegiri mengatakan jalur-jalur alternatif Surabaya-Malang sedang disosialisasikan.
[Belum Ada Solusi]
Hingga kini pemerintah belum juga menentukan opsi penyelesaian permanen. Rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Presiden, Kamis (10/8) malam, pun baru merumuskan empat langkah penyelesaian untuk tiga bulan ke depan.
Rakor di Istana Wapres, Jakarta, seperti yang dijelaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, menetapkan empat langkah yang harus diambil tiga bulan ke depan.
Dalam rapat koordinasi itu, menurut Purnomo, Wapres Jusuf Kalla memberikan empat petunjuk untuk penyelesaian semburan dan genangan lumpur panas. Pertama, semua langkah yang dilakukan harus menjaga dan menjamin keselamatan penduduk di sekitar daerah bencana dan memberikan ganti rugi dengan harga yang wajar.
"Kedua, agar menjaga dan menjamin infrastruktur dasar seperti jalan tol dan rel kereta api tetap harus jalan agar ekonomi di Jawa Timur tetap berjalan," ujar Purnomo.
Ketiga, tambah Purnomo, semua langkah yang diambil itu harus memberikan risiko terhadap lingkungan terkecil. "Jadi, betul-betul diperhatikan lingkungan. Selanjutnya, itu harus dikompensasikan dengan PT Lapindo Brantas. Keempat, seluruh biaya yang terkait harus ditanggung oleh Lapindo," tandas Purnomo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved