Tak ada ampunan bagi penjahat narkoba. Lebih baik memilih keselamatan generasi daripada mengampuni mereka yang menghancurkan masa depan bangsa. Hal tersebut ditegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/6). Dirinya
Presiden mengaku banyak menerima permintaan grasi dari para pelaku kejahatan narkoba, namun ia menyatakan tidak akan mengampuni mereka dan akan menolak permohonan grasi tersebut.
"Saudara Ketua Mahkamah Agung, saya sendiri, tentu memilih untuk keselamatan bangsa dan negara kita, memilih keselamatan generasi kita, generasi muda kita dibandingkan memberikan grasi kepada mereka yang menghancurkan masa depan bangsa," tegas Presiden dalam sambutannya.
Yudhoyono mengingatkan para pembuat dan pengedar narkoba bahwa pemerintahannya sama sekali tidak akan memberikan toleransi pada mereka. "Pemerintah telah dan akan terus melakukan penegakkan hukum tanpa pandang bulu. Para pelaku kejahatan narkoba dengan segala bentuk dan modus operandinya akan terus kita lawan dengan sekuat tenaga," katanya.
Ditambahkannya, pemerintahan telah berhasil memutus sebagian jaringan dan membongkar perdagangan gelap serta menutup pabrik-pabrik narkoba di berbagai tempat di tanah air. Namun, perang terhadap narkoba belum dan tidak akan pernah berhenti.
"Usaha ini akan terus kita lanjutkan tanpa henti. Kita tidak ingin negara kita dijadikan tempat lalu lintas peredaran dan perdagangan narkoba, apalagi menjadi menjadi produsen barang haram itu," tegasnya.
Peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional tahun 2006 ini mengusung tema "Anak-anak dan Narkoba" dengan slogan "Narkoba Bukanlah Permainan Anak-anak".
Sejalan dengan tema tersebut, Presiden Yudhoyono mengingatkan pentingnya meningkatkan kesadaran sejak dini tentang bahaya narkoba. Ia mengajak para orangtua untuk berupaya sekuat tenaga untuk menghindarkan putra dan puteri mereka dari bahaya narkoba.
"Kita wajib memberikan perlindungan kepada anak-anak dari hal-hal yang buruk, jangan sampai mereka diperalat oleh bandar narkoba dan menjadi kurir atau pengedar narkoba," ujarnya.
Untuk itu, ia meminta orangtua dan anak untuk meningkatkan kualitas hubungan mereka, antara lain dengan meningkatkan kualitas pertemuan dan kasih sayang. "Berikan anak kasih sayang dan keperdulian yang tinggi supaya mereka tidak terjerumus," kata Yudhoyono.
Kepada para korban pemakai narkoba, Presiden mengimbau mereka untuk bertobat kepada Tuhan, berhenti mengkonsumsi barang haram itu, serta untuk segera memulai hidup baru karena semua pihak akan dengan kasih sayang menerima mereka kembali ke kehidupan bermasyarakat.
Di akhir pernyataannya, Presiden mengatakan bahwa lingkungan terkecil, yaitu keluarga dan desa, adalah dua hal yang bisa menjadi benteng kokoh dalam mencegah pemakaian, pembuatan serta peredaran narkoba.
Acara peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional 2006 dihadiri antara lain oleh Kapolri Jenderal Polisi Sutanto yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, Menpora Adhyaksa Dault, Mendagri M Ma`ruf, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan dan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh.
© Copyright 2024, All Rights Reserved