Akhirnya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menyatakan bahwa deklarasi dukungan yang dia sampaikan kepada calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Jumat (18/04) bukan sikap resmi PPP.
"PPP dengan Pak Prabowo belum berkoalisi secara formal," kata Suryadharma di kantor DPP PPP kepada pers di Jakarta, Minggu malam (20/04).
Padahal, sebelumnya, Jumat (18/04) lalu, Suryadharma mengatakan, PPP mendukung Prabowo menjadi capres. Bahkan Suryadharma memastikan tidak akan ada kader yang membangkang hal tersebut.
Saat itu Suryadharma yang didampingi sejumlah fungsionaris PPP juga mengajak kader di seluruh tingkatan mengemban amanah itu.
Tadi malam, Suryadharma berdalih bahwa deklarasi dukungan terhadap Prabowo kala itu hanya merupakan dukungan secara pribadi dari dirinya beserta fungsionaris yang hadir saat itu. Antara lain dua wakil ketua umum, sejumlah ketua, wasekjen dan wakil ketua majelis syariah.
"Waktu itu kan saya mengatakan saya sebagai ketua umum bersama dua wakil ketua umum, sejumlah ketua, wasekjen, dan wakil ketua majelis syariah mendukung dengan tulus dan ikhlas untuk menyatakan Pak Prabowo sebagai capres. Tetapi dukungan formalnya belum, itu akan berdasarkan mekanisme yang ada," urai Suryadharma.
Sebelumnya, Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas) PPP yang berakhir Minggu dini hari (20/04) memutuskan untuk memberhentikan sementara Suryadharma dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP PPP.
Alasan pemberhentian, Suryadharma karena dia tidak bersedia menghadiri rapimnas. Rapimnas itu juga memutuskan untuk mengukuhkan hasil rapat Pengurus Harian DPP PPP yang dilaksanakan Jumat (18/04). Rapat tersebut menghasilkan 11 poin keputusan, antara lain membatalkan koalisi dengan Partai Gerindra yang sebelumnya dideklarasikan Suryadharma.
© Copyright 2024, All Rights Reserved