Harga minyak dunia melonjak pada Rabu (07/05) waktu New York, AS, atau Kamis pagi WIB. Kenaikan harga terjadi setelah persediaan minyak mentah di Amerika Serikat secara tak terduga jatuh dari rekor tertingginya, menunjukkan permintaan yang lebih baik di konsumen minyak mentah terbesar dunia itu.
Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, melompat US$1,27 dari Selasa (06/05), menjadi ditutup pada US$100,77 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni naik 1,07 dolar AS menjadi menetap di 108,13 dolar AS per barel di perdagangan London.
Departemen Energi AS (DoE) mengumumkan bahwa cadangan minyak mentah AS berkurang 1,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Mei. Ini mengalahkan ekspektasi pasar untuk kenaikan sebesar 1,2 juta barel.
Analis Fawad Razaqzada dalam situs perdagangan Forex.com, mengatakan, penurunan tajam menunjukkan permintaan minyak lebih kuat dari yang diharapkan pada akhir April. “Konsisten dengan beberapa data AS lainnya yang telah kita lihat akhir-akhir ini, terutama penggajian non pertanian," kata Razaqzada.
Namun, kata Razaqzada, laporan DoE "bearish" pada permintaan bensin ketika AS bersiap untuk musim mengemudi pada liburan musim panas. Cadangan bensin naik 1,6 juta barel, lebih dari 100.000 barel yang diperkirakan oleh analis. "Ini mengambil keterangan dari laporan minyak yang dinyatakan bullish," kata Razaqzada.
Pasar minyak mentah juga didukung oleh kesaksian Ketua Federal Reserve Janet Yellen di Kongres. The Fed diperkirakan memerlukan waktu yang cukup lama sebelum menormalisasi kebijakan suku bunganya.
Sebagian besar pejabat Fed memperkirakan untuk menormalkan kebijakan sukunya pada 2015 atau 2016, Yellen mengatakan, di hadapan komite ekonomi gabungan Kongres.
© Copyright 2024, All Rights Reserved