Sebanyak 200 orang perwakilan berbagai institusi atau lembaga mengikuti konferensi nasional yang digelar Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI), di Jakarta, Rabu (29/08). Konferensi itu mengusung tema, “Penguatan Jaringan Industri Logistik Peternakan.”
Konferensi ini mendapat dukungan dari Netherlands Initiative for Capacity development in Higher Education (NICHE).
Direktur Program Internasional Institut Pertanian Bogor (IPB), Iskandar Zulkarnaen Siregar mengatakan, kerjasama Belanda dan Indonesia dalam bidang pertanian sangat strategis dalam mendukung ketahanan pangan dunia. Apalagi kerjasama kedua negara tersebut di bidang pertanian sangat menguntungkan dan memiliki nilai besar bagi kedua negara untuk mendukung ketahanan pangan. Sehingga diharapkan, konferensi nasional tersebut dapat berkontribusi memperkuat industri logistik di Indonesia.
"Kerja sama pertanian Belanda dan Indonesia sangat menguntungkan dan punya nilai besar bagi kedua negara untuk mendukung ketahanan pangan. Apalagi, industri logistik kita berpotensi tumbuh 7,1 persen setiap tahun sampai 2022. Salah satu yang akan menunjang kinerja pelaku usaha logistik tanah air adalah kebijakan pemerintah,” katanya kepada politikindonesia.com di Jakarta, Rabu (29/08).
Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldi Ilham Masita mengungkapkan dalam pentingnya standarisasi dalam industri logistik di Indonesia. Apalagi, saat ini Indonesia membutuhkan standar logistik peternakan. Hal itu untuk menuju ke tingkat lebih tinggi yaitu otomatisasi sehingga dapat mengurangi biaya logistik.
“Indonesia memang masih mempunyai pekerjaan rumah untuk menurunkan biaya logistik. Biaya logistik di dalam negeri masih terbilang tinggi, yakni 23,7 persen terhadap GDP. Bahkan porsi biaya logistik menyumbang sekitar 40 persen dari harga ritel barang. Oleh sebab itu, kami berharap, biaya logistik bisa ditekan hingga di bawah 20 persen untuk satu sampai 2 tahun ke depan. Sebagai perbandingan, biaya logistik di Malaysia dan Thailand kini sudah di bawah 15 persen,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala Pengembangan dan Kerjasama Nuffic Neso Indonesia, Nanya Burki, mengakui, kini ketahanan pangan menjadi perhatian semua negara. Sehingga kerjasama ini perlu ditingkatkan. Bahkan, Pemerintah Belanda akan membantu Indonesia meningkatkan ketahanan pangan dalam kerangka kerja sama kedua negara.
"Ketahanan pangan merupakan masalah penting, apalagi dengan harga yang cenderung naik. Jika harga pangan tidak terkendali, maka penduduk miskin akan merasakan dampaknya,” ucapnya.
Dia menjelaskan, kerjasama Belanda dan Indonesia dalam bidang pertanian sungguh strategis dan penting untuk mendukung program ketahanan pangan. Kemitraan Indonesia, bisa menghasilkan produk pertanian yang luar biasa guna mencukupi kebutuhan pangan kedua negara ataupun dunia.
"Indonesia negara yang indah dan punya lahan yang subur, sedangkan Belanda punya keunggulan teknologi. Jika digabungkan teknologi berkualitas tinggi milik Belanda keunggulan Indonesia sebagai green country akan menghasilkan produk pangan bermutu tinggi," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved