Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim produksi daging (karkas) ayam ras broiler tahun 2018 mengalami kelebihan pasokan, alias surplus. Data produksi tersebut diperkuat dengan adanya hasil audit grand parent stock (GPS) ayam ras broiler yang dilakukan oleh Tim Audit Populasi Ayam Ras. Audit ini dilakukan pada 18 Mei hingga 20 Juli 2018.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita mengatakan dari data impor GPS broiler pada 2016, 2017 dan 2018 jumlahnya mencapai 3.156.732.462 ekor. Dari jumlah itu rataan per bulan sebanyak 263.061.042 ekor dengan 62.633.581 ekor per pekan. Sehingga potensi produksi karkas tahun 2018 berdasarkan realisasi produksi day old chicken (DOC) Januari-Juni 2018 dan potensi Juli-Desember 2018 sebanyak 3.382.311 ton dengan rataan per bulan sebanyak 27.586 ton.
“Sedangkan, kebutuhan daging karkas tahun 2018 diperkirakan sebanyak 3.051.276 ton, dengan rataan kebutuhan per bulan sebanyak 254.273 ton. Itu artinya berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan, kondisi daging ayam nasional masih mengalami surplus pada 2018. Maka, dari jumlah itu kita mengalami kelebihan produksi sebanyak 331.035 ton, dengan rataan per bulan sebanyak 27.586 ton,” katanya kepada politikindonesia.com di Jakarta, Jumat (31/08).
Sementara itu, Ketua Tim Audit Populasi GPS Ayam Ras Broiler, Trioso Purnawarman menambahkan, data produksi tersebut diperkuat dengan hasil audit yang dilakukan. Hasil audit itu dilaksanakan oleh Tim independen yang beranggotakan dari akademisi dan praktisi. Audit dilaksanakan pada 14 perusahaan Pembibitan GPS ayam ras broiler dengan jumlah Farm GPS sebanyak 37 unit dengan kandang yang terisi sebanyak 237 unit dari total kandang sebanyak 289 unit (82 persen).
“Sebaran farm GPS ayam ras broiler berada di 7 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Selain itu, strain GPS ayam ras broiler yang ada di Indonesia yaitu Cobb, Ross, Indian River dan Hubbard,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, mekanisme pelaksanaan audit GPS ayam ras broiler dibagi atas 2 tahap, yaitu Desk Review dengan mengisi form/borang self assessment report (SAR) dan Outside Review dengan melakukan verifikasi dan observasi dilapangan terhadap populasi GPS ayam ras broiler, manajemen pemeliharaan, penetasan dan kesehatan, serta biosekuriti. Kemudian tim melakukan evaluasi, valuasi dan rekomendasi hasil audit secara kompehensif.
“Berdasarkan hasil verifikasi terhadap SAR ke lokasi telah diperoleh data populasi GPS D line (populasi ayam jantan dari galur betina) sebanyak 799.158 dari 14 perusahaan pembibitan. Sedangkan jumlah total C -line (populasi ayam betina dari galur betina) sebanyak 111.984 ekor, D line umur 1 hingga 24 pekan sebanyak 316.217 ekor, D line umur 25 pekan hingga afkir sebanyak 482.941 ekor, C line umur 1-24 pekan sebanyak 55.792 ekor dan C line umur 25 pekan sampai afkir sebanyak 56.192 ekor,” terangnya.
Dipaparkan, verifikasi dan observasi jumlah populasi GPS ayam ras broiler berdasarkan laporan harian kandang (LHK) dan laporan mingguan (weekly report). Selain itu juga, jumlah peralatan (equipment) yaitu feeder dan drinker space, nest box dan lampu. Serta jumlah GPS ayam ras broiler pada saat vaksinasi terakhir (dihitung satu per satu sesuai dengan dosis vaksin).
Berdasarkan validasi akhir pada 7 Agustus 2018, setelah mengeluarkan ayam GPS afkir, memasukkan realisasi impor DOC GPS dan deplesi ayam GPS berkisar antara 0,01 sampai 0,03 persen per pekan berdasarkan strain, maka total D line ayam ras GPS sebanyak 763.075 ekor, C line ayam ras GPS sebanyak 123.180 ekor, D line umur 1-24 pekan sebanyak 214.335 ekor, D line umur 25 pekan hingga sebanyak 548.740 ekor, C line umur 1 sampai 24 pekan sebanyak 54.438 ekor dan C line umur 25 pekan hingga afkir sebanyak 68.742 ekor,” ulasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved