Siang ini, Rabu (11/11), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan mengunjungi kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban. Jokowi akan melihat pengoperasian kilang tersebut setelah 15 tahun tidak mengalami kepastian.
Rombongan Jokowi yang berangkat dari Surabaya dijemput Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno; Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto; serta Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Wiratmaja Puja, yang sudah terlebih dulu berada di lokasi.
Saat ini kilang TPPI telah beroperasi dan produksi mencapai lebih dari 40 persen target Pertamina. TPPI mulai beroperasi sejak bulan Oktober lalu.
Keberadaan TPPI diharapakan dapat mengurangi 20 persen impor BBM premium karena produksinya dapat mencapai 61.000 barel per hari.
“Dengan turunnya volume impor tersebut, pengeluaran devisa negara menjadi berkurang. Ini yang mungkin menjadi dapat perhatian pak Presiden yang besok berkenan datang langsung untuk melihat bagaimana kegiatan operasi TPPI dilaksanakan," kata Juru bicara PT Pertamina Wianda Pusponego di Terminal Bahan Bakar Minyak, Surabaya, kemarin, Selasa (10/11).
Menurut Wianda, kebutuhan impor BBM semakin berkurang jika mendapat tambahan produksi Proyek Residual Catalytic Cracking (RFCC) Kilang Cilacap yang mencapai 30.000 barel per hari.
Gabungan produksi TPPI 61.000 barel perhari ditambah produksi RFCC Cilacap 30.000 barel per hari tersebut dapat mengurangi impor premium 91.000 barel per hari.
“Jika menggunakan asumsi harga minyak US$60 per barel maka total penghematan impor BBM dapat mencapai US$1,2 miliar pertahun,” ungkap Wianda.
Dari dua infrastuktur tersebut, Wianda memperkirakan penghematan dapat mencapai Rp16 triliun setiap tahun jika menggunakan kurs tengah Rp13.000 per dolar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved