Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, dirinya lebih percaya pada pendekatan soft power dalam mengatasi ISIS. Penyelesaian yang komprehensif yang membutuhkan seperangkat solusi politik dan lainnya. Sebab Langkah militer tak selalu bisa menjadi solusi dalam penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia.
"Dalam menghadapi tantangan gerakan Islamic State on Iraq and Syria (ISIS) dan tindakan terorisme di berbagai belahan dunia, saya percaya yang dibutuhkan adalah menerapkan soft power atau smart power," kata Presiden SBY dalam pidatonya di hadapan seribuan kadet Akademi Militer West Point, Orange Country, Amerika Serikat, Senin siang (22/09).
SBY mengatakan, misalnya dalam persoalan ISIS,, setelah mereka dapat dikalahkan secara militer, diperlukan langkah-langkah berikutnya guna memastikan bahwa generasi mendatang tidak melakukan tindakan serupa. “Ini bukan tugas militer tetapi tugas politisi, diplomat, tokoh agama, dan masyarakat sipil,” jelas SBY.
Menurut SBY, mengakhiri perang jauh lebih sulit daripada saat memulainya. Di sinilah politik dan diplomasi yang efektif sangat diperlukan, berdasarkan komitmen yang kuat oleh para pemimpin politik dunia untuk membuat pilihan politik dan diplomatik dalam mengejar kepentingan nasional mereka.
Presiden memberi contoh penyelesaian konflik bersenjata di Aceh dalam masa pemerintahannya. Dengan kemauan politik yang kuat, Indonesia hanya perlu 2 sampai 3 tahun untuk mencapai rekonsiliasi damai dengan Timor-Leste setelah 25 tahun konflik.
Pendekatan lunak melalui diplomasi dan negosiasi juga ditempuh Indonesia dalam menyepakati masalah perbatasan dengan beberapa negara tetangga. "Kami tahu betul bahwa masalah perbatasan bisa dengan mudah berubah menjadi konflik militer terbuka,” kata SBY mengingatkan.
Namun, dalam beberapa situasi, kata SBY, tidak dapat selalu menggunakan cara-cara damai untuk mengakhiri konflik. Untuk itu militer juga harus selalu siap melakukan tugas mereka dalam membela kepentingan nasional.
“Setelah semua yang telah kita lewati, kita belajar bahwa perang adalah kelanjutan dari politik dengan cara lain," ujar Presiden.
© Copyright 2024, All Rights Reserved