Persoalan yang selalu mencuat dalam setiap bencana yang terjadi di Tanah Air, selalu saja persoalan distribusi dan koordinasi bantuan. Ketika bencana tsunami yang melanda Aceh dan Nias, pun sempat mencuatkan persoalan tersebut. Kali ini kembali lagi terjadi pada kasus bencana gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Terbukti, Saudi Arabia yang ingin mengulurkan bantuan sesegera mungkin, terkendala dalam masalah koordinasi. Bahkan, negara sahabat tersebut kebingungan akan mengirim bantuan tersebut melalui bandar udara yang mana.
Persoalan ini dilontarkan oleh Himpunan Alumni Timur Tengah (HATT), yang beranggotakan ribuan eks mahasiswa Indonesia yang pernah kuliah di Timur Tengah. Ketua HATT Malik Aliun mengatakan, pihaknya menerima keluhan dari Saudi Arabia yang melalui HATT menyatakan akan mengirim lima pesawat berbadan lebar MD11 yang memuat bantuan pangan, obat-obatan, peralatan medis, tenda dan lainnya ke Indonesia.
”Sebelumnya kami mendapat informasi bahwa Kerajaan Saudi akan membantu lima juta dolar AS plus mengirim sebuah pesawat yang bermuatan pangan, obat-obatan, peralatan medis, tenda dan lainnya,” kata Malik di Jakarta, Senin (29/5),
Kemudian HATT mendapat kabar bahwa Kerajaan Saudi akan menambah bantuannya menjadi lima pesawat MD11. ”Permasalahannya, hingga saat ini tidak ada koordinasi antar-instansi dimana pesawat itu harus mendarat,” ujarnya. Semula, ungkap Malik, dikatakan pesawat didaratkan di Solo, tetapi karena alasan landasan, pesawat kemudian diminta untuk didaratkan di Halim Perdanakusuma. Instruksi itupun dibatalkan karena keterbatasan peralatan. Akhirnya pesawat diminta untuk mendarat di Bandara Soekarno Hatta, itupun dengan status yang belum jelas.
Pesawat yang direncanakan tiba di Indonesia pada pukul 23.00 WIB, Selasa (30/5), terkesan diombang ambing. "Di saat banyak WNI yang tewas dan simpati datang dari negara sahabat, seperti Saudi Arabia, justru koordinasi di dalam negeri yang belum beres," keluh Malik. Dia menyesalkan tidak adanya koordinasi yang baik dalam penanganan bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jateng.
"Pemerintah hendaknya menunjuk pihak yang bertanggungjawab untuk melayani dan mengoordinasi bantuan asing agar negara dan lembaga donor tidak kapok membantu Indonesia," kata Malik. Ia juga menyebutkan, disamping Saudi, Uni Emirat Arab juga menyatakan akan membantu 4 juta dolar AS ditambah satu pesawat bantuan pangan, obat-obatan, peralatan medis dan tenda.
HATT juga akan menghubungi Qatar dan Kuwait serta negara Timur Tengah lainnya. Organisasi itu juga akan menghimpun dana dari masyarakat muslim di Timur Tengah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved