Peringatan hari buruh yang jatuh pada 1 May mendatang, agaknya membuat banyak pihak sibuk. Pasalnya, peringatan hari buruh kali ini dibayang-bayangi oleh aksi demontrasi besar-besaran para pekerja dan buruh.
Dari pihak kepolisian, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya akan mengerahkan aparatnya sampai dua pertiga dari kekuatan yang ada. Kondisi Jakarta pun siaga satu. "Pasti (siaga satu)," kata Kepala Polda Metro Jaya Irjen Firman Gani, di Balaikota, sebelum Rapat Tertutup, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) DKI Jakarta yang membahas antisipasi keamanan hari buruh itu dipimpin langsung Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Kamis (27/4).
Secara total sebanyak 21.000 personel keamanan akan dikerahkan. Personel itu melibatkan unsur Mabes Polri, Polda, Mabes TNI, serta petugas Tramtib dan Linmas. Terkait hal itu, Jumat (28/4) pagi ini diselenggarakan gelar apel pasukan antisipasi keamanan 1 Mei di Silang Monas. Apel Siaga itu dihadiri 21.000 petugas keamanan terdiri dari 12.000 polisi, 5.000 TNI dan 4.000 Satpol PP. Apel siaga dipimpin Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan juga dihadiri Pangdam Jaya Mayjen Agustadi Sasongko.
Kepada wartawan usai rapat itu, Sutiyoso menjelaskan, perintah tembak di tempat mungkin dilakukan apabila kepolisian tidak mampu menangani massa. Akan tetapi, kata Sutiyoso, jajaran Muspida tidak mengharapkan hal itu sampai terjadi.
Menurut Gubernur, keamanan Ibu Kota merupakan harga mati. Oleh karena itu, pasukan keamanan akan disebar di sepanjang rute aksi demonstrasi tersebut untuk menghindari agar tidak terjadi tindakan anarkis.
Firman Gani mengatakan, aparat polisi pada saat 1 Mei tidak akan dilengkapi dengan peralatan persenjataan seperti senjata, gas air mata, ataupun tongkat. Polisi lebih mengedepankan tindakan persuasif.
Personel polisi juga akan menerapkan kanalisasi dalam menghadapi unjuk rasa itu. "Artinya kami tidak akan membubarkan unjuk rasa buruh hingga selesai," ujar Firman Gani menjelaskan.
Menurut Kepala Polda, rombongan pekerja dan buruh dari berbagai daerah tidak akan dilarang masuk Jakarta. Namun, mereka harus dilengkapi dengan identitas yang jelas.
Para pekerja dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota lainnya diperkirakan memadati Jakarta pada hari Senin, 1 Mei. Jalur Semanggi-DPR- Bundaran HI diperkirakan akan menjadi jalur aksi para pekerja dan buruh tersebut.
Sejumlah lokasi yang diperkirakan menjadi tujuan kedatangan para peserta aksi itu, antara lain Gedung DPR, Istana Presiden, dan Istana Wakil Presiden. Namun, Ketut menambahkan, sampai kemarin siang polisi belum memperoleh kepastian dari para pimpinan organisasi pekerja dan buruh mengenai lokasi tujuan dan jalur aksi mereka.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Firman Gani mengatakan aparat keamanan akan bertindak tegas termasuk dengan cara kekerasan apabila para buruh yang akan melakukan unjuk rasa tanggal 1 Mei mendatang bertindak anarkis. Bila para pengunjuk rasa merusak fasilitas umum, seperti pot bunga, menurut Kapolda, pihaknya akan melakukan penangkapan.
Sementara jika kekacauan yang dilakukan para pengunjuk rasa sudah mengancam nyawa orang lain, seperti misalnya membakar bus, maka aparat kepolisian akan bertindak menggunakan cara-cara yang keras. "Kekerasan mulai dari tongkat sampai senjata api. Kalau mereka menyerang petugas, baru ditembak," kata Kapolda usai acara Apel Siaga di lapangan Monas, Jumat (28/4).
Secara terpisah, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bekasi R Abdullah mengungkapkan, peringatan Hari Buruh 1 Mei menjadi satu momentum bagi para pekerja dan buruh untuk kembali menegaskan penolakan mereka atas revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved