Kehawatiran terjadinya anarkisme tak terbukti, demo puluhan ribu pekerja yang memperingati Hari Buruh Sedunia , 1 Mei 2006 berlangsung aman.
Para buruh dan pekerja mengambil momentum May Day atau Hari Buruh Sedunia untuk menggelar unjuk rasa besar-besaran secara serentak hampir diseluruh nusantara. Jakarta sebagai ibukota negara menjadi pusat aksi unjuk rasa tersebut.
Sejak pagi hari, puluhan ribu buruh dari berbagai daerah sekitar Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor telah memasuki Jakarta. Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Parkir Timur Senayan menjadi titik berkumpul para buruh sebelum bergerak menuju Istana Merdeka dan Gedung DPR/MPR.
Dari pantauan politikindonesia.com sekitar 100 kendaraan truk dan bus berkumpul di kawasan Parkir Timur Senayan. Mereka berasal dari Kongres Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang membawahi 10 Federasi Pekerja termasuk Serikat Pekerja Nasional(SPN). Para buruh melengkapi dirinya dengan atribut khusus seperti ikat kepala putih, spanduk, poster, dan bendera organisasi.
Selain di Parkir Timur, iring-iringan kendaraan buruh juga terus berdatangan menuju Bundaran HI. Puluhan truk yang membawa para buruh terlihat dari arah Cawang menuju HI. Sebagian lagi dari memarkir kendaraan mereka di Jalan Proklamasi dan berjalan kaki menuju bundaran HI. Di kawasan HI sendiri telah disiapkan panggung sebagai tempat orasi para buruh.
Sementara itu, aparat keamanan sejak pagi juga terlihat sudah mempersiapkan diri mengantisipasi berkembangnya demontrasi itu menjadi anarkisme dan kerusuhan. Kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan yang menjadi lokasi Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), Istana Wakil Presiden, dan Balaikota DKI Jakarta, dijaga dengan sangat ketat. Pemandangan serupa juga terlihat di Jalan Medan Merdeka Utara, depan Istana Merdeka.
Barikade kawat berduri sepanjang 100 meter memblokade belahan bagian utara ruas Jalan Medan Merdeka Utara, tepat di depan Istana Kepresidenan. Di seberangnya, di sekitar gerbang utara Tugu Monas, ditempatkan satu pos polisi, lima kendaraan taktis (rantis), serta empat tenda TNI dan Polri.
Di depan Istana Wakil Presiden juga dipasang barikade kawat berduri sejauh 100 meter. Di jalur hijau pada median Jalan Medan Merdeka Selatan, tepat di depan Istana, dibangun pula satu tenda polisi. Di dalam pelataran Monas ditempatkan tidak kurang dari 20 mobil patroli Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dua rantis dan empat sedan patroli polisi ditempatkan di jalan antara Hotel Indonesia (HI) dan Plaza Indonesia (Bundaran HI).
Selain Istana Presiden, Gedung DPR/MPR juga menjadi tujuan demontrasi para buruh. Puluhan ribu buruh menuntut agar DPR menolak revisi UU 13/2002 tentang Ketenagakerjaan yang diajukan pemerintah.
Tuntutan demontran itu mendapat jawaban. Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning secara langsung menemui para buruh di pagar Gedung DPR. Dalam orasinya, Tjiptaning menegaskan DPR tidak akan merevisi UU 13/2002 tentang Ketenagakerjaan. Penegasan itu disambut sorak-sorai demontran. Puas dengan penegasan Tjiptaning, para pekerja itu dengan sukarela membubarkan diri.
Sementara itu, sekitar pukul 13’00 Wib puluhan ribu massa yang terkonsentrasi di Bundaran HI mulai bergerak ke Istana Presiden. Para buruh berjalan secara berkelompok, mulai dari ratusan hingga ribuan orang. Iring-iringan rombongan buruh ini mencapai 2 km.
Polisi yang telah berjaga di depan Istana Merdeka membentuk pagar betis dan memasang barikade kawat berduri. Selain itu, polisi juga menyiagakan kendaraan water canon.
Dalam orasinya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Rekson Silaban, mendesak pemerintah untuk tidak melanjutkan revisi UU No 13/2003. Selain itu, mereka juga meminta pemerintah memberlakukan kembali UU No 12/1948 tentang Kerja, yang menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh dan hari libur nasional.
Demo di depan istana Presiden ini tidak berlangsung lama. Hujan deras yang mengguyur kawasan Istana Merdeka membuat ribuan buruh yang menggelar aksi memilih bubar. Para buruh sempat bertahan sekitar 30 menit di tengah derasnya hujan. Namun akhirnya setelah pukul 16.00 Wib, ribuan buruh sambil basah kuyup membubarkan diri.
Berbagai Daerah
Aksi demontrasi memperingati hari buruh juga berlangsung sejumlah daerah. Di Surabaya, sekitar 2000 masa memusatkan aksi mereka terpusat di depan Gedung Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya. Sementara di Palembang, sekitar 500 massa dari belasan elemen buruh, mahasiswa, rakyat miskin kota, dan lembaga swadaya masyarakat melakukan “long march” di Jalan Sudirman dan Jalan Kapten A Rivai.
Sementara itu di Medan, massa buruh peserta demo terkonsentrasi di depan Gedung DPRD Sumatera Utara. Massa yang diperkirakan sekitar 5.000 hingga 10.000 orang dari berbagai elemen itu datang antara lain dari Belawan, Deli Serdang, Binjai.
Sedangkan, di Yogyakarta, Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY) memusatkan aksi mereka di di simpang-empat Tugu Yogyakarta. Di Malang, aksi turun jalan yang semula hanya terkonsentrasi di gedung-gedung pemerintahan, seperti di Balaikota dan Pendopo Kabupaten Malang serta gedung DPRD Kota Malang, kemudian meluas hingga ke Stadion Luar Gajayana, PT. Adiputro, Alun-alun Merdeka Kota Malang, Stasiun dan Pendopo Kabupaten Malang.
Sedangkan ribuan orang buruh dan aktivis pemerhati buruh turun ke jalan di Makassar. Para buruh dari berbagai perusahaan di Makassar itu serta aktivis organisasi buruh seperti Serikat Pekerja Buruh Indonesia (SPBI) Sulsel dan Kota Makassar, serta dari elemen lembaga kemahasiswaan yakni Universitas Negeri Makassar, berkumpul di perempatan jalan tol reformasi untuk berorasi sembari menggelar spanduk yang intinya menuntut perbaikan kesejahteraan kaum buruh.
Di Bandung, sejumlah sekolah di daerah perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kota Bandung terpaksa diliburkan. Hampir semua buruh pada parik-pabrik tekstil di daerah perbatasan itu, persisnya yang berlokasi di sepanjang Jalan Palasari-Dayeuhkolot-Cigereleng dan di daerah Cisirung ikut memperingati Hari Buruh Internasional, sehingga tidak ada satu pun pabrik yang beroperasi.
Sedangkan di Palu, ratusan buruh, mahasiswa, dan aktivis LSM yang tergabung dalam Front Buruh dan Rakyat Menggugat berunjuk rasa di Gedung DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng).
Sampaikan Terima Kasih
Kekhawatiran terjadinya anarkhisme dan kerusuhan dalam peringatan hari buruh sedunia kali ini ternyata tidak terbukti. Pemerintah menyampaikan terima kasih dan penghormatannya pada semua pihak yang telah bekerja keras membuat peringatan Hari Buruh Sedunia kali ini berjalan dengan aman.
Ucapan terima kasih itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengutip pembicaraannya per telepon dengan Presiden SBY sesaat sebelumnya. ”Presiden berterimakasih atas disiplin para buruh, pimpinan serikat buruh dan masyarakat, sehingga perayaan hari berjalan lancar,” kata Kalla di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta (1/5).
Menurut Kalla, berdasar laporan dari posko Menko Polhukam, sepanjang unjuk rasa besar-besaran buruh hari ini, tidak ada aksi anarkis yang semula dikhawatirkan, baik di daerah, terutama di Jakarta.
Hal ini membuktikan bahwa buruh telah menjalankan dengan baik komitmen mereka untuk turun ke jalan secara tertib dan menjauhi aksi-aksi brutal. "Saya juga sampaikan penghargaan pada masyarakat, jajaran pemda, aparat kepolisian dan TNI yang telah bertindak profesional. Khususnya buruh dan pimpinan serikat buruh," kata Kalla.
© Copyright 2024, All Rights Reserved