Kritikus Politik sekaligus Ketua Umum Partai Negoro, Faizal Assegaf, mengatakan, Ridwan Kamil dan Kaesang Pangarep dalam dinamika Pilkada Jakarta seakan dipaksakan oleh elite partai politik yang bertentangan dengan kehendak rakyat.
“Hari ini, semua (figur) itu tidak laku. Misalnya Ridwan Kamil, ini kan politik bajing loncat. Biasanya kalau dia pada satu wilayah, dia calon untuk menurut dia prestasi, maka rakyat di wilayah itu merindukan dia untuk tetap bertahan. Tapi kemudian ada satu semangat untuk menggeser dia di Jakarta. Kemudian orang bertanya apa prestasi Ridwan Kamil di Jakarta,” kata Faizal Assegaf, Jumat (9/8/2024).
Menurut Faizal, Anies merupakan solusi dari terkekangnya demokrasi oleh para elite partai politik dan rezim pemerintahan.
Kemudian, Faizal menunjuk nama Ketua Umum PSI yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.
Menurut Faizal, Kaesang minim prestasi baik di Jakarta maupun Jawa Tengah.
“Begitu juga kalau bicara Kaesang, sebagai anak presiden, dia ketua umum partai. Secara nasional suaranya 2,8%. Mau logika dijungkirbalikkan bagaimanapun itu agak susah diterima di Jakarta,” kata Faizal.
Tembakan Faizal selanjutnya mengarah kepada Direktur Indo Barometer, M Qodari yang dianggapnya kerap memainkan survei untuk mendongkrak elektabilitas putra presiden.
“Oleh sebab itu, Bang Qodari yang biasanya sebagai partner, sebagai juru bicara Istana yang menggunakan instrumen survei untuk men-suggest publik terhadap anak presiden dengan prestasi survei, malam ini tidak berani bicara survei,” kata Faizal.
Menurut Faizal, realitas Anies melampaui survei dan selalu menjadi fokus perbincangan di tengah kemacetan dan kewarasan partai politik dalam sistem rekrutmen calon kepala daerah.
“Karena mungkin mekanisme partai politik di level lokal tidak bekerja secara jujur untuk membaca suara aspirasi dari masyarakat. Jadi kalau kembali ke Jakarta, bukan hanya Anis yang mau dicegah, tapi banyak. Dan hampir semua orang-orang rasional berbicara dengan kecemasan, keprihatinan mengatakan bahwa ini problem kemacetan sistem internal partai yang tidak transparan,” pungkas Faizal. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved