Reformasi di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan proses perubahan dan penyesuaian yang tidak pernah berhenti. Hal itu dikemukakan langung oleh Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Kamis (5/10), seusai upacara Hari Ulang Tahun TNI ke-61 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Panglima bahkan menolak bila reformasi di tubuh TNI dikatakan gagal.
"Jadi, kalau dalam prosesnya ada dinamika, ada pelanggaran atau ada yang belum pas, saya setuju itu. Akan tetapi, saya tidak setuju kalau disebutkan bahwa reformasi itu gagal. Apalagi jika dikaitkan dengan belum selesainya masalah bisnis TNI," ujar Marsekal Djoko Suyanto dengan mantap.
Selain itu, Panglima TNI juga berpendapat bahwa tuntutan reformasi pun berbeda-beda setiap zamannya. Pada tahun 1998, reformasi telah terjadi dalam berbagai bidang, seperti struktur, politik, bahkan bisnis TNI. Reformasi TNI itu menyangkut beberapa hal, seperti juga peralatan TNI, kesejahteraan, dan disiplin.
Mengenai bisnis TNI yang dinilai belum direformasi oleh beberapa kalangan, tegas-tegas ditolak Panglima TNI dengan menyatakan bahwa pemikiran tersebut terlalu sempit. "Ada yang mengaitkan, karena bisnisnya belum berhasil, maka berati reformasi TNI dinyatakan juga belum berhasil. Itu anggapan yang sangat sempit," lanjut Marsekal Djoko.
© Copyright 2024, All Rights Reserved