Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tengah mempelajari deformasi Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara. Petugas PVMBG beberapa hari lalu telah mengambil data global positioning system (GPS) dari alat yang ditempatkan di 3 lokasi dekat gunung tersebut.
“Pada Jumat kemarin, petugas PVMBG telah mengambil data GPS yang diletakkan di 3 titik untuk memantau perubahan bentuk atau deformasi Gunung Lokon," terang Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Farid Ruskanda Bina kepada pers, Sabtu (08/03).
GPS pemantau deformasi itu ditempatkan di 3 tempat yaitu Kelurahan Kinilow, Kelurahan Wailan dan pos pengamatan. Farid menjelaskan, data digital tersebut selanjutnya akan diolah menggunakan perangkat lunak khusus di kantor PVMBG Bandung. “Jadi tidak seperti gempa vulkanik yang langsung terekam dan terlihat. Data GPS masih harus diolah di Bandung,” ujar dia.
Farid menambahkan, selain metode GPS, ada metode lainnya seperti "electronic distance measurement" (EDM), namun alat ini belum bisa difungsikan karena perlengkapan lain pengukur kelembaban belum berfungsi karena gangguan suplai daya yang baterainya akan didatangkan dari Bandung.
“Metode EDM bisa dilakukan apabila pengukur kelembaban dan termometer basah kering berfungsi. Kalau untuk termometer basah kering tidak mengalami gangguan,” katanya.
Sekedar informasi, Gunung Lokon meletus pada Juli 2011 dan rangkaian letusan baru berhenti pada September 2013. Saat ini, PVMBG masih menetapkan status Siaga level III terhadap gunung itu. Masyarakat dilarang mendaki Gunung itu pada radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved