Bentrokan antara pengunjuk rasa warga Palestina dengan militer Israel semakin memanas di Gaza dan Tepi Barat. Dalam bentrokan terbaru, 4 warga Palestina tewas ditembak tentara Israel serta ratusan lainnya mengalami luka.

Bentrokan yang pecah dalam unjuk rasa memprotes keputusan Amerika Serikat (AS) yang secara sepihak mengakui Jeruselam sebagai ibu kota Israel. Seperti dilansir AFP , Sabtu (16/12), dua orang di antaranya tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Gaza dan Israel. Para demonstran melempari tentara Israel dengan batu. Lemparan itu dibalas oleh tembakan peluru tajam oleh tentara Israel.

Satu orang lainnya tewas dalam bentrokan di sebuah wilayah di sebelah utara Yerusalem. Warga Palestina ini tewas kena tembakan di bagian dada.

Seorang lagi warga Palestina tewas usai menikam tentara perbatasan Israel di dekat pos pemeriksaan di Ramallah, Tepi Barat.

Dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengakui pihaknya melepas tembakan ke arah demonstran di perbatasan Gaza. "Dalam bentrokan, tentara IDF (militer Israel) melepas tembakan secara selektif ke arah penghasut utama," demikian pernyataan militer Israel.

Militer Israel mengklaim ada 3.500 warga Palestina yang berunjuk rasa di dekat pagar perbatasan Gaza. Sebanyak 2.500 warga Palestina lainnya disebut berunjuk rasa di wilayah Tepi Barat, dengan membakar ban dan melemparkan batu juga molotov ke arah tentara dan polisi Israel.

Rentetan bentrokan ini pecah usai Salat Jumat pada Jumat (15/12) waktu setempat, setelah Hamas yang menguasai Gaza kembali menyerukan aksi yang disebut “hari kemarahan” untuk memprotes keputusan AS mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

Bentrokan ini juga terjadi beberapa hari sebelum Wakil Presiden AS Mike Pence datang mengunjungi Israel. Kunjungan Pence dimaksudkan untuk mendorong proses perdamaian Israel-Palestina, setelah AS melalui Presiden Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu. Namun, pihak Palestina menolak kunjungan itu.