Pada tahun depan, Kementerian Ristek Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan mengembangkan varietas benih padi unggulan hasil inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan). Bibit unggulan varietas 3S dan varietas Sineduk itu akan dikembangkan di 16 provinsi di Indonesia untuk mendukung program 1.000 desa mandiri benih.
"Inovasi hasil riset IPB dan Batan sudah diklaim berpotensi menghasilkan produksi hingga 13 ton beras per hektar (ha). Sedangkan bibit benih padi yang biasa ditanam secara nasional hanya bisa memproduksi beras hingga 6 ton per ha. Jadi dengan bibit inovasi ini hasilnya bisa meningkat 2 kali lipat," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti Jumain Appe di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurutnya, pangan sangat penting sebagai kebutuhan dasar manusia. Sayangnya saat ini Indonesia belum mampu untuk swasembada pangan. Sehingga masih mengandalkan impor untuk membutuhi kebutuhan masyarakatnya. Untuk itu, indonesia sangat membutuhkan inovasi pangan dengan teknologi yang bernilai ekonomi agar tidak selalu bergantung pada impor.
"Kami sebetulnya sangat mengarahkan pada riset dan inovasi pangan yang mampu melepaskan Indonesia dari ketergantungan impor, khususnya beras. Oleh karena itu, kami sangat mendukung penemuan inovasi yang mengarahkan pada peningkatan swasembada pangan. Kami pun ingin memulai inovasi dari bibit benih padi sebelum nanti mengarah pada swasembada beras," ujarnya.
Dijelaskan, pihaknya optimis apabila kedua benih unggulan tersebut dikembangkan, maka Indonesia akan mampu untuk swasembada pangan. Bahkan hasilnya bisa surplus dan diekspor. Karena, para petani bisa menanam bibit tersebut dengan panen 13 ton per hektar.
"Dengan pengembangan dari hulu itu kami akan memastikan ketersediaan bibit benih dan diatur dengan harga yang terjangkau. Selain mendorong ketersediaan bibit unggul, konsep pertanian modern dan terpadu dari hulu hingga hilir juga akan dibuat. Sehingga hasil produksinya mampu memangkas lonjakan harga beras dan padi yang dihasilkan terstandar," paparnya
Untuk memproduksi bibit unggulan ini secara massal, lanjut Jumain mengatakan, pemerintah telah menganggarkan Rp9 miliar untuk melatih para penangkar bibit unggul di 16 provinsi. Pelatihan itu terintegrasi dengan program 1000 Desa Mandiri Benih, yang mana memanfaatkan luas lahan 10 ribu ha.
"Dalam program itu ditargetkan menghasilkan 50 ribu ton benih unggul untuk penanaman dalam 2 juta hektar lahan pada 2017. Selain menghasilkan produksi dua kali lipat, keunggulan bibit benih padi inovasi IPB dan Batan itu adalah tahan terhadap serangan hama, masa tanam hingga panen yang lebih cepat yaitu 105 hari," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved