Partai Golkar diam-diam merasa kecewa melihat kinerja Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) karena itu bersama sejumlah organisasi di bawah naungannya akan mengevaluasi dukungannya terhadap pemerintah. Evaluasi ini akan dilakukan Partai Golkar dalam Rapat Pimpinan Nasional pada Oktober-November mendatang. Sebenarnya ini lebih kepada ungkapan perasaan Partai Golkar yang kerap diperlakukan tidak adil oleh pemerintah.
"Para menteri sudah terlihat tidak loyal lagi. Saat pemerintah dikritik, mereka tidak angkat bicara. Hingga presiden atau wapres dan bahkan juru bicara yang menjelaskan tentang kebijakan ini dan itu," ungkap Wakil Sekjen DPP Golkar, Priyo Budi Santosa usai mengikuti diskusi Cetro-Perdikan-Koalisi Perempuan di Semarang, Senin (4/9).
Namun begitu, Ketua Umum MKGR ini menjelaskan bahwa partainya akan tetap mengawal duet SBY-Kalla hingga akhir masa jabatannya. "Meski melakukan evaluasi dukungan terhadap pemerintah, kami akan tetap mengawal duet SBY-Kalla hingga masa jabatan keduanya berakhir," kata Priyo lebih jauh.
Evaluasi yang dimaksud bukan berarti menarik dukungan secara total, tapi dengan mengawal kebijakan duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Yusuf Kalla secara proporsional. "Kalau perlu dibela, maka kami akan bela mati-matian. Tetapi kalau tidak, maka keputusan abstain akan diambil," kata Priyo.
Ada dua alasan kenapa Partai Golkar mempertahankan SBY-Kalla hingga selesai. Pertama, Ketua Umum Partai Golkar adalah Yusuf Kalla. Kedua, platform SBY sangat cocok dengan Partai Golkar.
"Dengan platform SBY, kami semua sangat nyaman. Platformnya jelas dan sama dengan platform kami. Tidak ada alasan untuk tidak mempertahankan duet kepimpinan SBY-Kalla," jelas Priyo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved