Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis malam, di kediamannya di Cikeas, Bogor, memanggil secara mendadak beberapa menteri dan pejabat tinggi untuk membahas situasi di Dili, ibukota Timor Leste, setelah terjadinya bentrokan antara tentara Timor Leste dan para prajurit yang dipecat.
Usai rapat, Presiden Yudhoyono menjelaskan dirinya telah memerintahkan para menteri dan pejabat tinggi untuk menyiapkan pesawat udara dan kapal laut guna mengevakuasi WNI dari Timor Leste jika situasi keamanan di wilayah tersebut semakin buruk, walaupun Indonesia tidak berharap untuk melakukan evakuasi.
"Indonesia telah menyiapkan sarana angkutan, khususnya angkutan udara dan laut, apabila harus mengevakuasi warga negara Indonesia dari Timor Leste," kata Presiden Yudhoyono.
Hadir pada rapat yang dimulai sekitar 20:00 WIB itu, Menko Polhukam Widodo AS, Menlu Hassan Wirajuda, Panglima TNI Marsekal Joko Suyanto, Kepala Badan Intelejen Ngara (BIN) Syamsir Siregar, serta Dubes RI untuk Timor Leste, Ahmad Bey Sofwan.
“Indonesia merasa prihatin dengan perkembangan di Timor Leste dan berharap Timor Leste dapat memulihkan keadaan," kata Yudhoyono.
Sekalipun para pejabat telah diperintahkan untuk menyiapkan pesawat udara dan kapal laut guna melakukan evakuasi, namun Yudhoyono mengatakan: "Saya berharap hal itu tidak perlu dilakukan apalagi satuan militer dan kepolisian telah datang dari Australia, Selandia Baru, Portugal, serta Malaysia," katanya.
Presiden mengatakan pula dirinya dapat memahami mengapa Indonesia tidak diminta mengirimkan satuan militer atau kepolisiannya ke Timor Leste. “Indonesia sering dilihat secara berlebihan, harapan saya tidak ada lagi isu atau pandangan negatif terhadap Indonesia demi kepentingan bersama,” katanya.
Presiden juga mengatakan, para prajurit di kawasan perbatasan telah diperintahkan untuk menutup kawasan tersebut baik untuk WNI yang akan pergi ke Timor Leste, atau warga Timor Leste yang mau masuk ke Indonesia.
Seperti diketahui pada Kamis (25/5) terjadi baku-tembak di Dili dan diikuti dengan aksi pembakaran serta penjarahan yang membuat para warga negara Indonesia di Timor Leste menyebar mengamankan diri ke berbagai tempat, termasuk ke KBRI Dili. Hingga Kamis siang sudah sekitar 50 warga Indonesia yang mengamankan diri ke kompleks KBRI Dili.
Keterangan yang didapat dari staf KBRI mengatakan tembak-menembak antara pasukan pemerintah dengan prajurit FDTL (Angkatan Bersenjata Timor Leste) --yang beberapa lalu dipecat, terjadi di seluruh penjuru kota Dili sementara markas besar PNTL (kepolisian Timor Leste) di Kaikoli mendapat serangan dari kelompok prajurit yang dipecat.
"Saat ini sudah terjadi aksi pembakaran terhadap rumah penduduk dan pelaku kriminal mulai menjarah rumah-rumah yang kosong," kata Bey.
© Copyright 2024, All Rights Reserved