Hingga kini, belum ada tindak lanjut yang serius menyangkut penuntasan riset di situs Gunung Padang, di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)didesak untuk memimpin langsung riset dan pemugaran situs megalitikum tersebut.
Desakan itu dikemukakan oleh komunitas Sahabat Gunung Padang (SGP), karena melihat sejauh ini belum ada tanggapan serius dari Kemnterian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset dan Teknologi terkait penuntasan riset situs Gunung Padang itu. "Keberadaan Situs Megalitikum Gunung Padang perlu perhatian dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. Karena ini menyangkut harga diri bangsa yang berbudaya dan masa depan generasi Indonesia," ujar Eko Wiwid, seorang penggiat dari Sahabat Gununh Padang, Senin (26/08).
Seharusnya, sambung Eko, mereka melakukan riset hingga tuntas bersama-sama dengan berbagai elemen rakyat dari berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan. "Demi harga diri bangsa kami menolak pihak asing terlibat dalam riset Situs Gunung Padang," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, penelitian intensif yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri membuktikan bahwa usia dan luas bangunan kuno tersebut, lebih tua dan lebih besar dari Candi Borobudur.
Ketua Tim Arkeologi dari Tim Terpadu Riset Mandiri Ali Akbar mengemukakan, ada sejumlah temuan penting yang dapat merubah peta peradaban di Gunung Padang. Bahkan bisa jadi ini merupakan bangunan purbakala tertua yang pernah dibuat umat manusia.
Arkeolog dari Universitas Indonesia itu, mengemukakan, bangunan di bawah Gunung Padang adalah hasil karya beberapa peradaban budaya yang berbeda masanya. Temuan penting yang pertama adalah berupa lapisan budaya yang oleh Tim Terpadu disebut sebagai Lapisan 1. "Lapisan ini berdasarkan uji pertanggalan absolut (carbon dating) berusia 500 Sebelum Masehi," jelas Ali.
Ia menambahkan penemuan ini sangat penting karena membuktikan situs Gunung Padang yang merupakan bangunan yang jauh lebih tua dan lebih besar daripada Candi Borobudur. "Dari hasil penelitian Tim Terpadu, luas bangunan ini 10 kali lebih besar dari Borobudur," terang dia.
Lebih lanjut Ali menjelaskan, penemuan penting yang kedua, adalah ditemukannya lapisan budaya lain di bawah Lapisan 1. "Tim Terpadu menyebutnya sebagai Lapisan 2. Lapisan ini berupa struktur batu yang usianya berdasarkan carbon dating (C14) adalah 5900 Sebelum Masehi," urainya.
Penemuan itu, ujar dia, adalah bukti yang luar biasa penting, karena dapat menjadi bangunan purbakala tertua yang pernah dibuat umat manusia. "Tim Terpadu Riset Mandiri berharap penemuan-penemuan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan melakukan pemugaran," ujar Ali.
Ia menambahkan, jika masyarakat saat ini berkunjung ke Gunung Padang, penemuan berupa susunan batu-batu itu, sebagian masih terpendam di dalam tanah, dan sebagian lagi sudah berhasil terungkap melalui ekskavasi.
"Akan tetapi, susunan batu yang sudah terungkap sebagian sudah berantakan susunannya. Oleh karena itu, bangunan Gunung Padang harus segera dipugar agar terlihat bentuk utuhnya," ujar dia.
Ali meyakini, jika pemerintah segera melakukan pemugaran, kemegahan mahakarya peradaban purba itu akan menjadi magnet bukan saja nasional tapi juga dunia. "Pada gilirannya dapat menjadi kebanggaan bangsa sekaligus dapat mendorong kemakmuran bagi masyarakat," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved