Hari ini, Senin (21/10), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencanangkan Gerakan Nasional Sadar Jaminan Kesehatan di Sekolah Pembentukan Perwira Polri, Sukabumi, Jawa Barat. Pada acara bertajuk "Terima Kasih NKRI - Gotong Royong Perkokoh Gerakan Nasional Sadar Memiliki Jaminan Kesehatan melalui BPJS Kesehatan" ini juga ditandatangani komitmen 140 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyukseskan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pencanangan ini sekaligus memperingati HUT ke-45 PT Askes. Setelah penandatanganan komitmen oleh 140 BUMN, Presiden SBY menyerahkan secara simbolis Kartu Peserta BPJS Kesehatan kepada 7 orang perwakilan. Mereka adalah Jenderal TNI Moeldoko mewakili TNI, Jenderal Pol. Timur Pradopo mewakili Polri, Diah Anggraeni (Korpri), Subiakto Cakra Werdaya (Persatuan Wredatama), Sofyan Basir (BUMN), Sophi Sopariyani (peserta Jamsostek), dan Ivan Nurhadian (peserta Jamkesmas).
Dalam sambutannya, Presiden juga menjelaskan mengapa jaminan kesehatan sangat penting. Presiden bercerita bahwa pada 2 tahun awal kepemimpinanya melakukan blusukan ke berbagai tempat di seluruh Indonesia. SBY banyak menemui rakyat yang termasuk golongan miskin. "Orang miskin adalah orang yang sulit mencukupi kebutuhan makan, sulit berobat di kala sakit, sulit menyekolahkan putra-putrinya, tidak punya tempat berteduh, dan seterusnya," cerita SBY.
Berangkat dari persoalan-persoalan tersebut, lanjut Presiden SBY, Pemerintah melahirkan berbagai program dan kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan. BPJS Kesehatan ini akan menjadi salah satu bentuk program pemerintah secara nyata.
"Kemiskinan tidak cukup diteriakan di panggung kampanye, dibahas di ruang seminar, tetapi harus dengan program dan tindakan nyata yang sesuai dengan apa yang dihadapi oleh keluarga tidak mampu," ujar Presiden.
Pembangunan sektor kesehatan menjadi salah satu prioritas penting dalam agenda pembangunan nasional. "Kita ingin masyarakat di seluruh pelosok tanah air dapat pelayanan kesehatan yang layak dan memadai. Pemerintah terus memperbaiki dan meyempurnakan pengelolaan jaminan kesehatan untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam memperoleh manfaat dari jaminan pemeliharaan dan perlindungan masyarakat," terang Kepala Negara.
Dalam sambutan sebelumnya, Dirut PT. Askes Fachmi Idris, menyampaikan, Indonesia akan menjadi negara terbesar yang memiliki jaminan kesehatan di bawah satu badan negara, yaitu BPJS Kesehatan. "Di akhir tahun 2014, minimal akan ada 121,6 juta penduduk yang dinaungi oleh satu Sistem Jaminan Sosial. Sudah sewajarnya apabila rakyat bersyukur dan berterima kasih telah hidup di NKRI," ujar dia.
PT Askes yang berdiri sejak 15 Juli 1868, akan berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) per 1 Januari 2014 nanti. Tugasnya mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat Indonesia."Melalui BPJS Kesehatan pemerintah ingin memberikan jaminan yang lebih luas lagi bagi terpenuhinya kebutuhan kesehatan bagi para peserta BPJS dan keluarganya," kata SBY.
Presiden juga menginstruksikan Menko Kesra, jajaran Kementerian Kesehatan, jajaran BUMN, dan PT. Askes untuk memastikan suksesnya oprasionalisasi BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014.
BUMN yang menandatangani komitmen mendukung BPJS, antara lain, bank-bank milik negara, PLN, Pertamina, Telkom, KAI, Garuda Indonesia, Bulog, Pengadaian, Jasa Marga, Antam, Jasa Raharja, Biofarma, dan lainnya. Mereka diharapkan jadi pelopor dan motor penggerak dalam program Jaminan Kesehatan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
Acara ini juga dihadiri, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menkes Nafsiah Mboi, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Walikota Sukabumi Mohamad Muraz.
© Copyright 2024, All Rights Reserved