Kasus penembakan WNI yang dilakukan tentara Papua Nugini (PNG), Rabu (08/05) lalu di Kampung Lido, Provinsi Sandaun, diselidiki oleh Polisi Militer Tentara Papua Nugini atau PNG Deference Force (PM PNGDF).
Konsul RI di Vanimo, Jahar Gultom membenarkan PM PNGDF atau provost di Indonesia itu datang langsung dari Port Motresby ibu kota negara PNG, khusus untuk menyelidiki kasus penembakan WNI.
Menurut Jahar Gultom, tim tersebut selain memeriksa kelima anggota tentara (PNGDFY) juga melakukan pertemuan dengan Konsul RI di Vanimo. Pada pertemuan tersebut, Jahar menyatakan sudah bertemu langsung dengan korban penembakan, Edward (18) yang hingga saat ini masih dirawat di RSUD Dok II Jayapura.
Dalam pertemuan itu juga sudah disampaikan hasil pembicaraan dengan orang tua korban tentang insiden tersebut. Selain melakukan pertemuan dengan pihaknya, tim polisi militer PNGDF itu juga akan meminta keterangan dari warga di Kampung Lido.
Bahkan, pada Selasa (14/05) siang, tim tersebut dijadwalkan bertemu dengan keluarga korban di perbatasan kedua negara. "Pertemuan antara tim PM PNGDF dengan keluarga korban akan berlangsung di perbatasan RI-PNG," kata Gultom.
Peristiwa penembakan itu terjadi saat tiga WNI yakni Meki Aritahanu, Edward Aritahanu dan Irene Youwe dengan menggunakan perahu motor mengunjungi keluarganya yang berkebangsaan PNG di Kampung Lido, Provinsi Sandaun. Penembakan terjadi saat mereka berada di pantai kampung tersebut dan tiba-tiba datang lima tentara PNG dengan menggunakan mobil jenis land cruiser. Kemudian tentara PNG itu melepaskan tembakan sebanyak tiga kali yang salah satunya mengenai kaki Edward sehingga mereka langsung melarikan diri dengan perahu motor.
© Copyright 2024, All Rights Reserved