PT Pertamina (Persero) dan Bangladesh Power Development Board (BPDP) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pembangunan proyek listrik terintegrasi di Bangladesh.
Penandatanganan MoU dilakukan VP Power New Renewable Energy Pertamina Ginanjar dengan Chairman of BPDP Khaled Mahmood dan disaksikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Republik Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari MoU sebelumnya di sektor energi yang ditandatangani Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI dengan Ministry of Power, Energy and Mineral Resources of the Peoples Bangladesh pada 15 September 2017 lalu.
Dalam MoU sebelumnya tersebut, Pertamina akan membangun dan mengembangkan proyek terintegrasi di Bangladesh yang terdiri dari Independent Power Producer (IPP) Combined Cycle Gas Turbine (CCGT) Power Plant dengan kapasitas 1400 MW.
"Proyek ini nantinya akan terhubung dengan fasilitas penerima LNG yang terdiri dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), infrastruktur mooring dan off loading, serta jalur pipa gas baik subsea maupun onshore," kata VP Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, Senin (29/01)
Adiatma menjelaskan, dalam proyek ini, BPDB akan bertindak sebagai pembeli listrik yang dihasilkan oleh fasilitas terintegrasi tersebut.
Adapun nilai investasi dari proyek ini diperkirakan sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp26,3 triliun, di mana proses penyelesaian konstruksi fasilitas ini akan membutuhkan waktu 3 tahun setelah tahap financial closing dicapai. Rencananya konstruksi akan dimulai tahun 2019.
© Copyright 2024, All Rights Reserved