Hingga saat ini, penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. Sekitar 71 persen orang Indonesia meninggal akibat PTM yakni, jatung, hipertensi, kanker dan diabetes.
Hal tersebutkan dikatakan Sekjen Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Tirta Prawita Sari saat diskusi bertema "Kesehatan, Kemiskinan dan Pembangunan Ekonomi", yang digelar Badan Koordinasi Nasional Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam PB Himpunan Mahasiswa Islam (Bakornas LKMI PB HMI) dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-70 HMI, di Jakarta, Senin (30/01).
Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan kolesterol tertinggi di Asean yang beresiko menimbulkan PTM. Karena salah satu faktor penyebab PTM adalah gaya hidup yang berlebih tanpa memikirkan gizi makanan yang dikonsumsi. Sehingga kemiskinan juga ada kaitannya dengan menyebab PTM.
"Kehidupan masyarakat saat ini sudah semakin salah kaprah. Orang yang beruntung secara sosial pun akan sakit dan meninggal cepat dengan orang-orang yang posisi soalnya lebih rendah. Karena mereka lebih sering mengkonsumsi produk makanan yang tidak sehat dan cenderung berbahaya," ujarnya.
Dijelaskan, sejak tahun 2015, PTM menjadi penyebab kematian terbesar. Tanpa upaya pencegahan yang kuat, tren PTM ini masih akan terjadi. Masyarakat yang kurang beraktivitas fisik, seperti olahraga dan kurang mengonsumsi buah dan sayur serta permasalahan gizi, seperti balita pendek, balita kurus, obesitas pada balita dan obesitas penduduk bisa menjadi tren peningkatan PTM.
"Kematian akibat PTM terjadi di usia produktif antara usia 25-64 tahun sehingga sulit untuk diobati. Selain itu juga terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Karena angka kemiskinan masih tinggi sehingga berimbas sulitnya mendapatkan akses kesehatan, terutama bagi masyarakat yang berada di daerah terpencil dan terluar," paparnya.
Dia mengungkapkan, pada tahun 2025-2045, Indonesia akan mengalami masa bonus demografi. Maka generasi muda di masa tersebut harus bisa melahirkan generasi muda yang sehat dan gemilang. Untuk menghasilkan generasi penerus gemilang harus dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Asupan gizi yang seimbang, yang komposisi kebutuhan makronutrien dan mikronutriennya lengkap, menjadi hal penting yang harus ada dalam setiap porsi makanan kita.
"Berbagai riset menunjukkan malnutrisi utamanya pada anak-anak dan perempuan hamil, dalam jangka panjang akan berkaitan erat dengan tingginya angka kematian ibu dan anak, tingginya angka kecacatan dan penyakit kongenital, tingginya angka komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, juga angka stunting (tubuh pendek)," ucapnya.
Saat ini di Indonesia, lanjutnya, menempati salah satu urutan paling atas, negara dengan jumlah angka yang menderita stunting di dunia. Padahal malnutrisi jika tidak ditangani serius sifatnya tidak bisa disembuhkan. Karena kualitas dan kecerdasan seorang anak sangat ditentukan oleh nutrisinya di 1000 pertama hari kehidupan, yaitu mulai dari masa janin hingga si anak berusia dua tahun.
"Di masa ini, pertumbuhan sel-sel dan struktur otak terbentuk begitu cepat. Sekitar 80 persen terjadi di 1000 hari pertama kehidupan tersebut. Sehingga pada saat tersebut asupan gizi yang baik sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai generasi muda," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved