Harga minyak mentah dunia kembali naik pada penutupan perdagangan Selasa (27/03). Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran ketersediaan pasokan karena krisis Iran, konflik Sudan dan Sudan Selatan yang kaya minyak. Selain itu, penutupan produksi anjungan (rig) Total di Laut utara karena kebocoran gas juga ikut mendongkrat harga minyak mentah dunia.
Dalam kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Mei, naik 30 sen dari perdagangan Senin menjadi ditutup pada posisi US$107,33 per barel.
Sedangkan di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun 11 sen menjadi US$125,54 per barel.
Seperti diketahui harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan Senin. Namun, tetapi aksi ambil untung meredamnya pada perdanganan Selasa di New York dan London.
"Pasar tidak begitu dilanda aksi jual karena ada ketegangan Iran, tetapi tidak banyak berita ekonomi (AS) hari ini," ujar Matt Smith di Summit Energy.
Ketegangan geopolitik di Afrika timur membantu mempertahankan dukungan harga. Seorang pejabat Sudan Selatan mengatakan, pesawat perang Sudan pada Selasa melancarkan serangan udara ke daerah kaya minyak.
"Sengketa tampaknya meluas, meningkatkan kemungkinan bahwa 350 ribu barel per hari produksi yang ditutup akan tetap offline untuk periode berkepanjangan, dan menempatkan tekanan lebih lanjut pada pasokan minyak mentah sweet," ulas analis JPMorgan Chase dalam sebuah catatan penelitian.
Tak hanya itu, kebocoran gas besar dari anjungan Laut Utara yang dioperasikan oleh raksasa energi Prancis, Total, memaksa evakuasi dari rig kedua pada Selasa. Raksasa minyak dan gas Inggris-Belanda Shell mengatakan telah melakukan evakuasi dekat fasilitas sebagai langkah pencegahan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved