Produsen dan penjual es Dawet di Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel) memperoleh rezeki di awal Ramadan Tahun 2024 ini.
Es Dawet termasuk satu jenis makanan yang bisa didapatkan masyarakat kota Pagaralam saat bulan puasa Ramadan saja.
Masyarakat lokal kerap menghidangkan minuman es dawet sebagai menu berbuka puasa.
Seorang pembuat dawet, Candra, mengatakan, usaha pembuatan ini telah dijalankan keluarganya hingga generasi ke 4. Hanya dilakukan selama 1 bulan saja yakni selama bulan Ramadan.
"Saya mampu menjual ratusan kantong dawet setiap hari dengan omzet mencapai Rp500.000 hingga Rp700.000 per hari," kata Candra, Selasa (12/3/2024).
Ada pun, proses pembuatan dawet mirip dengan proses pembuatan dodol. Di mana tepung beras dicampur air lalu di masak di atas tungku api besar hingga adonan mengental. Kemudian, setelah adonan dingin dicetak menjadi bentuk dawet menggunakan alat seperti saringan.
Berbeda dengan cendol yang berbahan baku tepung tapioka atau sagu, cendol yang berbahan baku tepung beras lebih rapuh sehingga tidak tahan lama.
"Jika tidak habis terjual tidak bisa disimpan dan terpaksa dibuang, karena jika sudah sudah lebih dari satu hari dawetnya akan hancur. Berbeda dengan cendol yang bahan bakunya tapioka atau sagu yang jauh lebih tahan lama," kata Candra.
Selain bahan baku tepung beras, yang membedakan cendol dengan dawet, imbuh Candra, adalah bahan pewarnaan dimana cendol menggunakan pewarna makanan pabrikan, tapi dawet menggunakan pewarna alami yakni berasal dari daun Suji yang menghasilkan warna hijau cerah. Selain daun Suji, dawet tidak menggunakan pewarna apapun dan hanya menampilkan warna alami dari tepung beras tersebut.
"Warna dawet buatan kami hanya dua varian yakni hijau dari daun suji dan putih alami dari warna tepung itu sendiri, dan dua jenis dawet ini paling diminati masyarakat untuk menu berbuka puasa," pungkas dia. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved