Pemerintah Amerika Serikat (AS) merilis pengakuan tentang tewasnya 4 warga AS akibat serangan dari pesawat tanpa awak atau drone. Pengakuan ini membenarkan dugaan selama ini bahwa drone telah digunakan AS di luar zona perang melawan terorisme.
Pengakuan itu terungkap dalam surat terbuka Jaksa Agung Federal Eric Holder kepada Kongres AS di Capitol Hill, Rabu (22/05) waktu setempat. Holder mengatakan, 4 warga AS yang menjadi sasaran drone adalah Anwar al-Aulaqi, Samir Khan, Abd al-Rahman, dan Jude Kenan Mohammed. Keempatnya tewas dalam operasi kontra terorisme sejak 2008 silam.
“Presiden meminta untuk mengungkap informasi tertentu tentang sejumlah warga AS yang terbunuh saat operasi anti-terorisme di luar area perang seperti Afghanistan,” ujar Holder.
Holder menyebutkan, selama ini, informasi tentang status para korban dirahasiakan. Diterangkannya, Al-Aulaqi tewas dalam serangan drone di Yaman. Laki-laki kelahiran New Meksiko ini dituduh intelijen sebagai Pemimpin Senior dalam Operasional Jaringan Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP).
Disebutkan, al-Aulaqi sebagai intelektual dalam perencanaan ledakan pesawat di Detroit saat perayaan Hari Natal 2008. Serangan drone menghantam rumahnya pada September 2011. Departemen Pertahanan AS waktu itu tidak mengungkap kematian al-Aulaqi sebagai korban drone.
Sementara 3 nama lainnya juga menjadi target operasi kontra terorisme. Namun pemerintah menutup rapat informasi tentang penggunaan drone atas kematian 3 nama tersebut. Seperti halnya al-Aulaqi, tiga nama terakhir kesemuanya adalah warga negara AS.
Samir Khan adalah warga naturalisasi AS. Holder tidak menyebut asal negara Khan. Namun dikatakan laki-laki ini dituduh mempromosikan ideologi Alqaidah melalui jejaring online di AS. Khan tewas dalam serangan drone bersama al-Aulaqi.
Korban serangan drone lainnya adalah al-Rahman. Laki-laki 16 tahun ini adalah putra al-Aulaqi. Drone membombardir remaja kelahiran Colorado, AS ini di Yaman, tepat sebulan pascaserangan kepada ayahnya. Pentagon tidak pernah menjelaskan kematian remaja ini.
Korban Terakhir adalah Kenan Mohammad. Laki-laki warga Caroline Utara ini adalah keturunan Pakistan. Kenan pernah ditangkap intelijen AS pada 2008 atas tuduhan kepemilikan senjata api dan kegiatan yang mencurigakan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved