Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyebut, pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih dalam kondisi normal. Kondisi rupiah tidak terlalu buruk jika dibandingkan dengan mata uang negara lain yang juga melemah.
Pernyataan itu disampaikan Sofyan kepada pers di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/03). “Ini bukan masalah, sebabnya adalah Amerika saat ini ekonominya bagus sekali. Yang kena imbas juga tidak hanya rupiah, seluruh mata uang juga kena,” katanya.
Siang ini, kurs tengah Bank Indonesia (BI) tercatat Rp13.164 terhadap dollar AS, melemah dibanding Selasa (10/03) kemarin sebesar Rp13.059. Rupiah bahkan sempat menembus angka Rp 13.200.
Menko menilai, kondisi Rupiah tidak terlalu buruk jika dibandingkan dengan mata uang asing lainnya. Hanya Swiss frank yang mengalami penguatan dari dolar AS.
“Jika pariwisata ramai maka yang membawa dolar akan semakin banyak. Untuk TKI juga akan diperbaiki supaya emiten meningkat,” ujar dia.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang asing disebabkan oleh ekonomi AS yang terus menguat, rencana penguatan Fed Fund Rate dan adanya injeksi likuiditas moneter dari ICB Euro dan Bank of Japan. Faktor lain adalah, kondisi ekonomi domestik yang masih menghadapi current account deficit.
© Copyright 2024, All Rights Reserved