Rencana pemblokiran BlackBerry oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diperkirakan bakal menimbulkan gejolak di masyarakat. Untuk itu Pemerintah harus menyiapkan langkah antisipasi dan kompensasi bila kebijakan itu jadi diterapkan.
"Apabila pemerintah menutup BlackBerry, akan ada gejolak besar. Ini harus diwaspadai," kata Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya, Minggu (09/01).
Anggota Fraksi Partai Golkar ini yakin ketimbang manfaatnya, langkah pemblokiran BlackBerry akan lebih banyak menuai mudaratnya. Selain itu Tantowi menilai rencana itu tak bakal efektif.
"Tidak bisa dibayangkan, mereka yang setiap hari mendapatkan kemudahan karena layanan BlackBerry tiba-tiba tidak bisa lagi mengakses itu," katanya.
Menurut Tantowi, hingga saat ini belum ada pembicaraan resmi antara Kementerian Komunikasi dengan Komisi I, berhubung DPR masih reses sampai Senin besok.
Namun Tantowi mengatakan, tidak tertutup kemungkinan, Komisi I segera meminta klarifikasi Menteri Tifatul tentang rencana itu. "Karena agendanya cukup mendesak, bisa saja minggu depan kami mengundang Menteri Kominfo untuk mengklarifikasi wacana itu".
Sementara berdasarkan data Asosiasi Telepon Seluler Indonesia mencatat pengguna BlackBerry di Indonesia sudah menembus angka 1 juta sampai Maret 2010.
Sebelumnya diberitakan politikindonesia.com, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengancam akan menutup dan mencabut izin Research In Motion-penyedia jasa smartphone Blackberry (BB), bila tidak menutup konten situs-situs porno.
Sikap itu merupakan penegasan dari Menkominfo yang sangat serius melakuan pemblokiran situs-situs porno hingga ke akar-akarnya sekalipun.
"Dalam beberapa pekan ini, RIM harus sudah menutup situs konten pornografinya bila tidak kita akan tutup," tandas Tifatul usai melantik para pejabat eselon I Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Jumat (07/01).
Menurut Tifatul, penutupan akan berlaku bila RIM melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Peringatan kepada RIM sudah diberikan sejak 31 Agustus 2010 silam.
© Copyright 2024, All Rights Reserved