Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang menyelidiki kasus penyelundupan senjata yang diduga dilakukan pasukan UNAMID (pasukan perdamaian PBB untuk Darfur) asal Indonesia yang ditangkap di Bandara El Fasher, Darfur, Sudan.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang menyelidiki kasus penyelundupan senjata yang diduga dilakukan pasukan UNAMID (pasukan perdamaian PBB untuk Darfur) asal Indonesia yang ditangkap di Bandara El Fasher, Darfur, Sudan.
"Terkait permasalahan di Sudan, kami sudah mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut. Terdapat beberapa kejanggalan dari informasi awal yang diterima. Pihak PBB sedang melakukan investigasi," terang Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir kepada pers di Jakarta, Senin (23/01).
Sebelumnya diberitakan Sudan Tribune, Deputi Gubernur Darfur Utara Mohamed Hasab al-Nabi mengatakan bahwa pasukan keamanan di bandara El-Fasher, pada hari Kamis menyita sejumlah besar senjata dan amunisi yang dimiliki korps United Nations African Mission In Darfur (UNAMID).
”Pasukan UNAMID itu berangkat setelah menyelesaikan layanan dalam kerangka perubahan secara rutinitas. Sesuai dengan informasi yang diperoleh oleh pasukan keamanan kami, senjata dan amunisi disita dengan beberapa bahan lain yang terlihat seperti debu dan batu,” katanya, yang dikutip Senin (23/1/2017).
Sementara itu, dalam siaran persnya, UNMAID membenarkan insiden penangkapan dan penyitaan senjata itu.
“Sejumlah senjata dan barang-barang yang berhubungan dengan militer ditemukan oleh pihak Keamanan UNAMID di beberapa bagasi check-in, selama rotasi kontingen UNAMID di bandara El- Fasher," bunyi pernyataan UNMAID.
Informasi dari Pusat Media Sudan (Sudanese Media Centre) menyebutkan berbagai senjata dan amunisi yang diselundupkan meliputi 29 senapan Kalashnikov, 4 senapan, 6 senapan GM3 dan 61 berbagai jenis pistol serta berbagai jenis amunisi dalam jumlah besar.
Akan tetapi, sampai berita ini disiarkan belum ada kepastian mengenai keterlibatan polisi Indonesia dalam percobaan penyelundupan senjata itu. "Informasi awal yang kita terima dari pasukan Polisi Indonesia bahwa barang tersebut bukan milik Pasukan Polisi Indonesia," terang Arrmanatha.
Dia juga mengatakan bahwa Duta Besar RI di Khartoum sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan kepada pasukan polisi Indonesia. "Tim Polri akan segera berangkat untuk memberikan bantuan hukum dan mencari kejelasan dari permasalahan," terang Jubir Kemenlu tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved