Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang baru saja berlangsung di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam (NAD) menunjukkan hasil yang mengejutkan. Dari hasil perhitungan cepat (quick count) yang dilakukan LSI (Lingkaran Survey Indonesia) dan Jaringan Isu Publik menunjukkan suara terbanyak bagi pasangan Irwandi Yusuf – M. Nazar sebagai cagub/cawagub Aceh.
Hasil perhitungan cepat LSI-JIP memperlihatkan pasangan Irwandi-Nazar mendapatkan hasil penghitungan suara yang mutlak dibandingkan kandidat lain, yaitu 39,27 persen, sementara pasangan Humam Hamid-Hasbi Abdullah memperoleh 16,17 persen, Malik Raden-Sayed Fuad Zakaria 13,96 persen dan Azwar Abubakar-M Nasir Djamil 11,07 persen.
Hasil sementara ini cukup mengejutkan, karena Irwandi yang merupakan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka, serta pasangannya yang merupakan aktivis SIRA (LSM yang menyuarakan referendum bagi Aceh) bukanlah tokoh yang sangat populer di Aceh.
"Sepuluh hari sebelum Pilkada, suatu hasil survei lainnya menujukkan Pilkada akan berlangsung dua putaran karena tidak ada tokoh yang terlalu menonjol. Hasil survei LSI juga hampir sama dengan itu, namun tetap mempertimbangkan faktor 30 persen pemilih yang belum menentukan hasilnya," kata Direktur LSI Denny JA di Banda Aceh, Selasa.
Karena bukan tokoh yang sangat populer, Denny menyebutkan adanya kemungkinan faktor lain yang menyebabkan pasangan Irwandi-Nazar untuk sementara ini memenangi Pilkada berdasarkan perhitungan cepat (quick count), terutama faktor dukungan dana dan penggunaan pakaian adat Aceh.
Menurut Denny, pasangan Irwandi-Nazar dalam pawai maupun di kertas suara menggunakan pakaian adat Aceh, sementara pasangan lainnya menggunakan pakaian hitam-hitam. "Karena masyarakat masih kurang {well-informed}, otomatis akan lebih simpatik dengan penggunaan pakaian adat Aceh itu," katanya.
Menanggapi perhitungan sementara tersebut, Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, kemenangan sementara kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam Pilkada Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Senin (11/12), tidak perlu dikhawatirkan.
"Yang penting, Pilkada itu dilaksanakan dalam kerangka NKRI dan UUD 1945," katanya, usai membuka Rapat Koordinasi Pembinaan PNS di Departemen Pertahanan, di Jakarta, Selasa.
Juwono menambahkan, perolehan suara GAM 10,11 berbanding 9 persen dibanding peserta lainnya, merupakan cerminan aspirasi masyarakat Aceh yang harus dihormati semua pihak, sehingga tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
Tentang kemungkinan Pilkada Aceh menjadi `pintu gerbang` bagi Aceh untuk memerdekakan diri dari NKRI, Menhan menegaskan, tidak ada, selama pelaksanaan pilkada didasarkan pada empat konsensus dasar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Saat ini, pelaksanaan pilkada di Aceh berjalan aman, bagus dan cukup damai. Hasil yang ada mencerminkan keragaman pendapat, dimana suara eks GAM telah tersalurkan secara benar. Tidak apa-apa. Bingkai NKRI dan TNI tetap utuh," katanya.
Hasl senada juga disampaikan Ketua DPR RI Agung Laksono. Ia mengajak semua pihak menerima apapun hasil pemilihan gubernur/wakil gubernur, bupati serta walikota Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan mengingatkan agar calon terpilih memperkokoh NKRI.
Agung di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa, menyatakan, pelaksanaan Pilkada di Aceh yang berlangsung aman merupakan kebanggaan bagi masyarakat karena sebelumnya ada kekhawatiran pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak berjalan mulus. "Kekhawatiran selama ini ternyata tidak terbukti," kata Agung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved