Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indek Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi selama bulan Juni sebesar 0,59 persen. Inflasi dipicu oleh kenaikan ongkos transportasi udara, bahan pangan, dan kenaikan tarif sewa rumah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (02/07/), mengatakan, inflasi Juni membuat inflasi tahun kalender (Januari-Juni 2018) menjadi sebesar 1,90 persen.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen, seluruhnya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Tarakan (2,71 persen) dan terendah di Medan dan Pekanbaru masing-masing sebesar 0,01 persen menurut data BPS.
Menurut catatan BPS, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, termasuk kelompok bahan makanan (0,88 persen); kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,40 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,13 persen); dan kelompok sandang (0,36 persen).
Kenaikan indeks juga terjadi pada kelompok pengeluaran kesehatan (0,27 persen); kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,07 persen); dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (1,50 persen).
Suhariyanto mengatakan, inflasi dari sektor transportasi sebesar 1,50% dengan andil 0,26%. Inflasi di sektor transportasi khususnya udara terjadi karena musim Lebaran. "Yang perlu jadi catatan adalah transportasi karena inflasinya 1,50%, dan sumbangannya 0,26%. Karena ini Lebaran maka permintaan angkutan besar, yang besar kenaikan tarif angkutan udara andilnya 0,15%," ujar terang dia.
Selain itu, ongkos transportasi antar kota terutama bus juga menyumbang inflasi 0,08% karena ada penyesuaian tarif saat musim mudik Lebaran 2018. Sedangkan tarif kereta api (KA) memberikan andil ke inflasi Juni 0,01%.
Selain angkutan, inflasi Juni sebesar 0,59% disebabkan oleh bahan pangan sebesar 0,88% dengan andil 0,19%. Sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan harga, yaitu ikan segar di Indonesia timur yang disebabkan cuaca.
"Ikan segar ada kenaikan di wilayah Indonesia timur, andilnya sebesar 0,08%. Terutama cuaca buruk menyebabkan nelayan tidak berani melaut," terang dia.
Daging ayam ras juga memberikan andil inflasi Juni sebesar 0,03%. Sumbangan tersebut disebabkan karena meningkatnya permintaan saat Lebaran.
Komoditas pangan lainnya yang menyumbang inflasi Juni adalah daging ayam kampung, daging sapi, petai. Meski demikian, ada juga sejumlah komoditas pangan yang mengalami penurunan, antara lain telur ayam ras dan cabai merah.
"Jadi kombinasi dari kenaikan harga itu terkompensasi penurunan harga beberapa komoditas, kembali dibandingkan. Inflasi bahan makanan Lebaran tahun ini sangat terkendali," kata Suhariyanto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved