Awal tahun depan, tepatnya Februari 2015, Kota Depok, Jawa Barat akan memilih pemimpin yang baru. Bursa persaingan sejumlah tokoh yang ingin memenangkan kursi Walikota itu, mulai menghangat. Sejumlah partai politik, mulai menggadang-gadangkan calon potensialnya. Begitu juga tokoh yang berminat maju dari calon independen.
Diantara sejumlah nama yang mencuat ke publik, salah satunya adalah anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nurul Arifin. Politisi perempuan yang pada pemilu legislatif lalu gagal terpilih kembali, disebut-sebut sebagai kandidat kuat Walikota Depok periode 2016 – 2021.
Kepada publik, Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar itu sendiri, telah menyatakan kesiapannya untuk berkompetisi maju dalam pemilihan Walikota Depok. Banyak kelompok masyarakat yang memintanya. Tapi, semuanya tergantung kepada keputusan partai. Jika diberi mandat oleh Golkar, Nurul siap berkompetisi.
“Saya siap, jika memang itu sudah merupakan satu keputusan dari partai. Semuanya yang menentukan adalah partai. Percuma saya ngotot, tapi tidak ada dukungan dan restu dari partai," ujar perempuan yang bernama lengkap, Nurul Qomaril Arifin ini kepada politikindonesia.com, Rabu (03/09).
Apa visi Nurul dalam memimpin kota bermaskot Belimbing Dewa itu nanti? “Depok itu domisili saya. Depok adalah kota periferi. Keberadaannya sangat penting bagi Jakarta. Oleh karena itu penting bagi warga Depok untuk menjadi bagian dari kemajuan DKI,” ujar lulusan pasca sarjana FISIP Universitas Indonesia ini.
Kepada Elva Setyaningrum, perempuan kelahiran, Bandung 18 Juli 1966 ini mengungkapkan alasannya ingin menjadi walikota dan visi, misi yang akan dijalankan jika keinginan itu terwujud. Berikut petikan wawancaranya.
Anda terlihat begitu yakin untuk maju menjadi calon Walikota Depok, padahal partai belum meminta kesediaan?
Saya yakin dan siap karena dilandasi oleh usulan dan permintaan dari beberapa kelompok dan tokoh masyarakat Kota Depok agar saya mau mengikuti Pemilu Kepala Daerah Kota Depok tahun depan. Tapi, semua itu saya kembalikan ke partai. Kalau memang diminta saya pasti siap. Saat ini saya masih menunggu keputusan partai sebagai pemegang otoritas penunjukan. Jadi, tunggu saja sampai partai mengajukan nama calon resmi.
Apa alasan Anda tertarik menjadi kepala daerah, khususnya walikota?
Memang, saya lebih tertarik memilih jadi Walikota Depok ketimbang Gubernur Jawa Barat. Dalam pandangan saya, menjadi kepala daerah itu memang baiknya menjadi bupati atau walikota. Karena pada kedua posisi itulah yang memiliki wilayah kekuasaan. Kalau menjadi gubernur sifatnya hanya koordinator dan wakil pemerintah pusat. Jadi, tingkat keberhasilan dalam memimpin bisa langsung terlihat jika di kota atau kabupaten maju.
Mengapa Anda memilih Kota Depok?
Depok itu adalah domisili saya. Saya memiliki cita-cita untuk membangun Kota Depok, sebagai salah satu kota metropolis yang ideal. Depok juga kota satelit bagi ibukota Jakarta. Oleh karena itu penting bagi warga Depok untuk menjadi bagian dari kemajuan ibukota.
Seberapa besar peluang Anda menjadi kandidat tunggal yang diajukan Golkar?
Saya belum tahu petanya soal itu. Pilkadanya saja masih 1 tahun. Jadi, apapun masih bisa terjadi. Saya harus lihat dulu respon masyarakatnya seperti apa.
Kabarnya Anda mendapat halangan dari internal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Kota Depok, tanggapan Anda?
Saya tahu, di DPD Golkar Depok ada yang tidak setuju dengan rencana majunya saya. Bahkan, mereka tidak akan meloloskan saya sebagai kandidat Walikota Depok. Alasannya, saya dianggap tidak memiliki kontribusi apa-apa untuk Golkar Depok serta konstituennya di sana. Itu kan pemikiran mereka. Hal itu saya anggap biasa terjadi di internal partai. Intinya, saat ini saya hanya tinggal menunggu ketetapan dan mandat dari Partai Golkar.
Sebenarnya apa cita-cita Anda untuk Kota Depok?
Saya ingin membangun Depok lebih baik lagi. Sebagai salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibu kota Jakarta, Depok harus menjadi bagian dari kemajuan Jakarta.
Saya memiliki cita--cita untuk membangun Depok, sebagai salah satu kota metropolis yang ideal, asri dan indah.
Depok jangan lagi menjadi kota yang tertinggal dalam pembangunan dan kemajuannya. Kota Depok harus ditingkatkan keterkenalannya sebagai kota pendidikan. Kota yang dulunya asri harus dikembalikan hijau dan tertata. Publik space harus digalakkan. Pembangunan harus berorientasi ramah lingkungan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved