Partai Golkar telah mantap mengusung Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie sebagai calon Presiden (Capres) mendatang. Momentum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar pada 22-23 November 2013 mendatang akan dimanfaatkan partai itu untuk menyaring calon pendamping Ketua Umumnya, sebagai Cawapres.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan Rapimnas kali ini sangat strategis bagi Golkar. Dalam rapimnas nanti akan dibahas dan disahkan blue print pembangunan partai Golkar, serta usulan solusi terhadap masalah kebangsaan.
Disamping itu, Rapimnas juga akan membicarakan siapa tokoh yang dianggap cocok mendampingi Ical untuk maju dalam Pilpres 2014 mendatang. "Nanti akan ada masukan dari umum dan daerah mengenai cawapres. Kami sudah punya daftar namanya kemudian nanti disampaikan yang tentunya kandidat ini adalah yang menguatkan Ical," ujar anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu kepada politikindonesia.com, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (31/10).
Menurut Nurul, ada beberapa faktor yang akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan Cawapres pendamping Ical. Selain itu, ujar dia, Golkar juga akan mencari sosok yang melengkapi dari segi keilmuan. Sedangkan yang paling penting adalah orang tersebut harus memiliki basis kuat di luar basis Golkar.
"Tapi, kami belum tahu siapa gerangan yang akan mewakili Ical. Tentunya, Cawapres yang terpilih bisa mempengaruhi suara atau mendulang suara untuk kemenangan Golkar di Pemilu 2014 mendatang," kata ibu 2 anak ini.
Kepada Elva Setyaningrum, lulusan S-2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini bercerita tentang persiapan Rapimnas dan apa yang akan dibahas pada Rapimnas nanti. Nurul juga memberikan tanggapan mengenai sejumlah kader Golkar yang terjerat kasus korupsi. Berikut hasil wawancaranya!
Bagaimana persiapan Rapimnas partai Golkar, mengapa sempat tertunda?
Penundaan ini tak ada kaitannya dengan isu-isu politik di internal Golkar. Rapimnas terpaksa ditunda 1 bulan karena permasalahan teknis. Ada beberapa materi Rapimnas yang belum disiapkan dengan matang. Selain itu, panitia Rapimnas juga belum mendapatkan lokasi yang fix tempat Rapimnas tersebut akan digelar.
Tapi sesuai rencana awal, lokasi Rapimnas tetap digelar di Jakarta pada 22-23 November nanti. Sesuai tradisi, Rapimnas juga akan diakhiri dengan perayaan HUT partai.
Sebenarnya apa yang akan dibahas pada Rapimnas Golkar mendatang?
Pembahasan Rapimnas akan berfokus pada evaluasi kinerja. Nantinya ada 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang akan menceritakan kinerja mereka dan akan diberi komentar, kritik dan dukungan kepada kader, calon legislatif (caleg) dan organisasi masyarakat (ormas) Golkar.
Sebetulnya, evaluasi ini selalu menjadi kata kunci kami di setiap menggelar Rapimnas kinerja kepartaian. Selain evaluasi kinerja, dalam Rapimnas besok juga akan dibahas bagaimana meningkatkan elektabilitas dari Capres yang kami usung. Saya melihat usaha yang dilakukan oleh kader belum mencapai titik maksimal. Dalam Rapimnas ini juga akan membicarakan siapa yang akan mendampingi Ical dalam Pilpres 2014 nanti.
Lantas, bagaimana proses pencarian Cawapres, pendamping Ical?
Dalam proses pencarian Cawapres pendamping Ical, kami akan mendengarkan masukan dari daerah-daerah. Dalam proses ini, daerah akan mengusulkan langsung nama-nama Cawapres yang ingin mereka ajukan. Tapi, nanti pasti akan ada pandangan-pandangan yang disampaikan dalam Rapimnas.
Menurut Anda, siapa saja nama yang akan diajukan menjadi cawapres?
Soal siapa nama-nama yang kuat, kami sudah mengantongi beberapa nama. Diantaranya Pramono Edhie, Mahfud MD, Dahlan Iskan dan Khofifah Indah Parawangsa.
Apakah dalam Rapimnas kali ini juga akan membahas sejumlah kader Golkar yang terjerat korupsi?
Kami akui, ada beberapa kader kami yang terjerat korupsi. Rapimnas mendatang juga akan membahasnya. Tapi perlu digarisbawahi yang dibahas tidak hanya masalah Ratu Atut yang juga kader Golkar, tapi keseluruhan. Jadi kami tidak membahas kasus per kasus, melainkan isu kader-kader yang terseret, terjerat korupsi, lalu mencari jalan keluarnya. Akan dirumuskan pula bagaimana sikap organisasi. Tak mungkin Rapimnas yang singkat hanya membahas soal korupsi per orangan.
Tanggapan anda soal Ratu Atut Chosyiah yang kini dicegah ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?
Walau dicegah ke luar negeri, Ratu Atut Chosyiah itu sampai saat ini statusnya masih saksi. Kami berharap statusnya itu tidak dipolitisasi atau didepolitisasi. Sampai saat ini Atut masih sebagai kader Golkar dan tidak berubah lantaran statusnya masih sebagai saksi. Ratu Atut juga berhak diperlakukan adil apa adanya. Jangan dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan, seolah-olah jadi tersangka.
© Copyright 2024, All Rights Reserved