Pertarungan yang keras pada Pemilu 2014, membuat sejumlah partai politik kini tengah mengalami perpecahan. Tarik menarik kepentingan dan perbedaan pandangan politik di internal parpol terus berkembang pasca pemilu dan Pilpres, dan membuat mereka terbelah. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar, salah satu contohnya.
Tak bisa dipungkiri, ancaman yang sama juga membayangi partai politik lainnya. Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat, misalnya. Kedua partai ini akan menggelar Musyawarah Nasional atau Kongres beberapa bulan mendatang.
Meski mengakui ada anasir-anasir yang berupaya memecah belah dan melemahkan partai, Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf meyakini partainya mampu tetap solid dan kuat.
Perpecahan tidak akan terjadi di internal Demokrat, karena ada figur utama yang sangat kuat yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) "Hanya figur SBY yang bisa menyatukan Demokrat," ujar dia kepada politikindonesia.com di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/12).
Nurhayati mengatakan, sejumlah kader demokrat telah menyuarakan keinginan mereka agar SBY bersedia dicalonkan kembali sebagai Ketua Umum dan dipilih secara aklamasi. Permintaan ini untuk masa depan partai Demokrat.
"Kami akan meminta Pak SBY agar bersedia dicalonkan kembali menjadi ketua umum untuk menjaga agar tidak terjadi dualisme kepemimpinan seperti yang terjadi pada PPP dan Golkar saat ini," ujar Nurhayati.
Politisi perempuan lulusan Manajemen Sumber Daya Manusia STIA Majapahit Malang itu mengatakan, Demokrat adalah partai politik yang identik dengan tokoh, sebab dilahirkan dan besar karena ketokohan SBY. Demokrat layaknya PDIP yang diketuai Megawati Soekarnoputri, trah Presiden pertama RI Soekarno.
"Kami berharap beliau bersedia dicalonkan kembali. Beliau yang memimpin, Insha Allah mengembalikan kepercayaan diri Demokrat. Kalau SBY jadi calon lagi, paling tidak saya bisa tidur nyenyak," ujar Nurhayati.
Kepada Elva Setyaningrum, perempuan kelahiran Solo, Jawa Tengah, 17 Juli 1963 mengungkapkan keyakinan kalau Demokrat tidak akan pecah. Berikut petikan wawancaranya.
Beberapa partai mengalami perpecahan pasca Pilpres dan berlanjut hingga kini, apa Anda khawatir hal serupa bakal dialami Demokrat?
Tidak. Internal Partai Demokrat saat ini sangat solid. Partai Demokrat adalah parpol yang identik dengan tokoh sebagaimana Partai Demokrasi Indonesia Indonesia Perjuangan (PDIP) identik dengan trah Soekarno yang sekarang diteruskan oleh Megawati Soekarnoputri. Demokrat itu lahir dan menjadi besar karena figur SBY. Saya masuk ke Partai Demokrat karena figur SBY. Saya tidak melihat orang lain di parpol itu. Karena setiap orang punya pilihan berbeda untuk berpolitik.
Banyak kader meminta SBY kembali memimpin Demokrat, apa alasannya?
Hal itu adalah wajar jika kami meminta kesediaan SBY untuk melanjutkan memimpin Demokrat. Semua mengakui, sosok SBY adalah figur terbaik yang dimiliki Demokrat saat ini dan layak memimpin partai ini. Selain itu, sekarang ini adalah momentum yang tepat bagi SBY untuk mencurahkan tenaga dan pikiran untuk membangun partainya. Karena SBY sudah lepas dari tanggungjawab sebagai Presiden Republik Indonesia. Jadi pikiran dan tenaganya tidak lagi terbagi 2 untuk mementingkan negara dan partai.
Jika SBY bersedia maju, akankah menutup peluang calon lain untuk menjadi Ketum?
Meski mayoritas kader mengharapkan SBY untuk maju kembali, bukan berarti kami menutup kesempatan bagi calon lain untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum. Partai juga sudah mempersilahkan setiap kader untuk berkompetisi dalam bursa pemilihan ketua umum. Kalau memang ada yang ingin maju, silahkan saja. Kami ini demokrasi, jadi itu semua bisa dilakukan.
Lantas, bagaimana dengan nasib regenerasi kepemimpinan di Demokrat?
Menurut saya, dalam kondisi saat ini, hal itu belum saatnya dilakukan. Demokrat perlu memperbaiki diri atas pencapaiannya pada pemilu lalu dan kembali bangkit 2019 mendatang. Melaksanakan tugas berat itu membutuhkan figur yang kuat untuk memimpinnya.
Bagaimana dengan Ibas, ada juga kader yang menyebut ia layak menggantikan SBY?
Jika regenerasi itu diturunkan kepada anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono, menurut saya belum saatnya. Biarlah Ibas berkonsentrasi dalam memimpin Fraksi Demokrat di DPR terlebh dulu.
Kapan kongres Demokrat akan dilaksanakan, Januari atau Maret?
Mengenai waktu pelaksanaan kongres, saya belum bisa memastikan. Hingga saat ini, sejumlah pengurus utama partai belum ada yang menyinggung seputar pelaksanaan kongres ketiga Demokrat.
Semua itu tergantung dari kesiapan semua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia. Tapi hingga saat ini ,saya tegasnya bahwa Demokrat tetap solid dan akan selalu menjaga kekompakan.
Apa saja prioritas Demokrat jelang Kongres nanti?
Saat ini kami sedang fokus kepada konsolidasi internal, pemantapan dan penguatan dalam menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah. Kami tidak ingin ada kebijakan yang sengsarakan rakyat. Karena peran Demokrat dalam pemerintahan saat ini sebagai partai penyeimbang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved