Berdasarkan laporan Lembaga Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat (NOAA) menyebutkan, anomali iklim pemicu kekeringan di Indonesia, El Nino, terdeteksi segera berakhir. Kondisi terkininya sudah ada di level netral.
"El Nino sedang bertransisi menuju netral-ENSO," menurut Berdasarkan laporan Lembaga Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA) bertajuk 'ENSO: Recent Evolution, Current Status and Predictions' yang diperbarui Senin (13/5/2024).
Ada pun, ENSO yang merupakan singkatan dari El Nino-Southern Oscillation merupakan pola iklim berulang yang melibatkan perubahan suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur.
Jika suhunya lebih besar atau sama dengan +0,5 derajat Celsius maka El Nino dinyatakan muncul.
Sebaliknua, jika kurang dari atau sama dengan -0,5 derajat C, maka giliran La Nina bangkit. Di antara angka-angka itu, ENSO berstatus netral.
NOAA menyebutkan, netralnya El Nino terungkap dari angka-angka hasil deteksi di area-area pengukurannya.
+ Nino 4: 0,8 derajat C
+ Nino 3.4: 0,3 derajat C
+ Nino 3: 0,0 derajat C
+ Nino 1+2: -0.4ºC
Meski ada beberapa area pengukuran, para ahli menjadikan suhu Nino 3.4, yang ada di pusat Pasifik tropis dan garis tanggal internasional, sebagai ukuran utama untuk memantau, menilai, dan memprediksi ENSO.
"Peralihan dari El Nino ke netral-ENSO kemungkinan besar akan terjadi pada bulan depan (Juni)," sebut NOAA.
Setelah netral, ENSO dapat berkembang menjadi La Nina, yang memicu banyak hujan di Indonesia.
"La Nina dapat berkembang pada Juni-Agustus 2024 (peluang 49%) atau Juli-September (peluang 69%)," kata NOAA.
Kenapa tidak langsung El Nino disebut berakhir? NOAA menjelaskan status terkait ENSO ada periode minimalnya.
Berdasarkan standar sejarahnya, disebut sebagai El Nino atau La Nina yang lengkap jika ambang batas SST ini dilampaui dalam jangka waktu minimal 5 kali berturut-turut dalam musim 3 bulanan.
NOAA menjelaskan, CPC (Pusat Prediksi Iklim NOAA) menganggap kondisi El Nino atau La Nina terjadi pada saat Nino 3.4 OISST (Optimum Interpolation Sea Surface Temperature) bulanan memenuhi atau melampaui +/- 0,5 derajat C disertai fitur atmosfer yang konsisten.
"Anomali-anomali ini juga harus diprediksi akan bertahan selama 3 bulan berturut-turut," sebut NOAA.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam Ikhtisar Cuaca, Senin (13/5/2024), mengungkap Indeks NINO 3.4 masih bernilai +0.70. Itu artinya BMKG mengategorikannya sebagai El Nino Lemah.[]
© Copyright 2024, All Rights Reserved