Bank Dunia memperingatkan negara-negara berkembang untuk mewaspadai dampak dari langkah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), memangkas stimulus ekonominya. Tak ada pilihan lain bagi negara-negara emerging market, kecuali mempersiapkan diri.
“Mereka harus menyiapkan diri dan menyesuaikan pertumbuhan ekonomi, baik level pertumbuhannya maupun pendorong pertumbuhan," ujar Managing Director World Bank Sri Mulyani Indrawati sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (26/09).
Banyak negara-negara berkembang yang butuh penyesuaian, dengan menurunkan target pertumbuhan ekonominya dan refocusing perekonomiannya. "Negara-negara yang telah mencatat pertumbuhan ekonomi namun mengalami defisit neraca pembayaran serta defisit anggaran adalah yang harus dilihat secara hati-hati. Negara-negara tersebut harus kembali menyesuaikan model pertumbuhan ekonominya," jelas Sri.
Saham-saham di pasar Asia melonjak tajam, setelah the Fed menunda pemangkasan stimulus. Saat ini, stimulus yang digelontorkan tetap di level US$85 miliar per bulan. The Fed beralasan, penundaan tersebut karena perekonomian AS masih belum solid.
Langkah pemangkasan, diyakini akan mempengaruhi kondisi perekonomian, terutama nilai tukar mata uang negara-negara emerging market. Bahkan, sejumlah mata uang negara berkembang turun di level terendah dalam 5 tahun terakhir, seperti halnya rupee India dan and lira Turki.
Sebagian besar kondisi pasar pasar finansial negara emerging market memburuk dalam beberapa bulan ini, di tengah naiknya optimisme terhadap perekonomian AS dan Eropa. Pasar di India tercatat yang paling buruk, kemudian diikuti oleh Brazil, Rusia dan Cina.
© Copyright 2024, All Rights Reserved