Kepala Staf Presiden Jenderal (purn) Moeldoko menyatakan, berencana untuk mundur dari Partai Hanura. Alasannya, agar lebih fokus menuntaskan pekerjaan di kantor Presiden yang semakin banyak.
Keinginan untuk mundur itu disampaikan Moeldoko ketika diminta tanggapan selaku Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura terkait larangan KPU kepada mantan narapidana kasus korupsi untuk menjadi calon anggota legislatif.
“Saya sudah menyiapkan diri mengundurkan diri dari Hanura. Saya akan fokus pada pekerjaan dahulu," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (02/07).
Mantan Panglima TNI itu menyatakan, selaku Ketua Dewan Pembina, ia tak memiliki banyak pengaruh di Hanura. Di sisi lain, sebagai KSP, Moeldoko merasa tugasnya makin lama makin banyak.
“Saya mempertimbangakan mengundurkan diri karena tugas di sini semakin tinggi frekuensinya, semakin banyak. Saya pikir biar saya fokus betul," ujar mantan Panglima TNI ini sambil tertawa.
Moeldoko mengaku, rencana untuk mundur belum disampaikan secara resmi ke Wiranto selaku pendiri partai atau pun kepada Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang.
“Belum (resmi) sih. Tapi secara bisik-bisik waktu itu Pak Wiranto, saya sudah sampaikan. Ke Pak OSO belum," ujar dia.
Moeldoko bergabung dengan Hanura sejak 2016. Saat Osman Sapta terpilih menggantikan Wiranto mundur karena menjabat Menko Polhukam, Moeldoko didaulat menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina. Pada pertengahan Januari, ia ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Madzuki.
© Copyright 2024, All Rights Reserved