Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menstabilkan harga daging. Salah satunya meminta sejumlah importir untuk menggelontorkan stok daging sapi beku impornya ke pasaran. Jumlahnya minimal 1.000 ton hingga Lebaran. Sebagai kompensasi, penerbitan izin impor akan dipercepat. Untuk melihat kesanggupan para importir tersebut, pada Sabtu (18/06), Amran meninjau operasi pasar yang dilakukan oleh PT. Bumi Maestro Ayu dan Argoboga Utama di Jakarta.
"Saat ini sudah ada 10 perusahaan importir yang sudah siap mengelontorkan sebanyak 8.110 ton daging sapi atau setara 47.705 ekor sapi ke pasaran. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga menjelang hari raya Lebaran. Harga jual daging tersebut harus sesuai dengan intruksi Presiden Jokowi, di bawah harga Rp80.000 per kilogram (kg)," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman disela-sela kunjungannya ke PT Maestro Bumi Ayu, Jakarta, Sabtu (18/06).
Menurut Amran, pihaknya akan memberikan rekomendasi agar para importir tersebut bisa menjual stok daging sapi murah ke masyarakat dengan operasi pasar di sejumlah titik. Sehingga pihaknya hanya melakukan pengecekan sebagai mengontrol penyebaran daging sapi murah di masyarakat.
"Sebelumnya kami berterima kasih kepada para importir yang sudah mau membantu pemerintah untuk menstabilkan harga daging sapi. Sehingga harga daging sapi dipasaran saat ini sudah mengalami penurunan antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kg. Semua itu terjadi karena bantuan para importir yang sudah mau mengeluarkan stok daging bekunya untuk masyarakat," ujarnya.
Amran mengatakan, sebagai kompensasi untuk para importir yang sudah mau mengeluarkan stoknya, pihaknya akan mempercepat rekomendasi impor dan siap memberikan tambahan impor daging sapi. Misalnya, jika sebelumnya alokasi impor untuk bulan mendatang 1.000 ton, maka pihaknya bisa saja menambah menjadi 1.500 ton.
"Jadi jumlah impor selanjutnya untuk 10 importir ini ditentukan pada kesanggupan mereka yang mengimpor hingga Lebaran mendatang. Kalau hingga Lebaran bisa mengimpor sampai 1000 ton, kami untuk selanjutnya importir ini dapat kuota 1000 ton atau bahkan lebih. Semua itu akan saya kroacek terus karena ada penilaian tersendiri dari saya," paparnya.
Dalam kunjungannya ke PT. Bumi Maestro Ayu, Amran meminta importir tersebut memasok daging sapi untuk masyarakat sebanyak 1000 ton hingga Lebaran dan membuka sejumlah titik untuk operasi pasar. Hal ini juga diberlakukan kepada 10 importir yang sudah siap membantu menstabilkan harga daging sapi.
"Kalau bisa buka jangan 1 titik. Kami minta dibuka lagi beberapa titik operasi pasar sehingga masyarakat lain yang belum tahu juga bisa merasakan daging sapi murah. Rasanya pun sama dengan daging sapi yang mahal. Masyarakat butuh protein bukan rasanya," tandas Amran.
Direktur Pemasaran perusahaan tersebut, Magda berusaha menyanggupi permintaan pemerintah. Sebab selama ini, pihaknya mengimpor daging beku berbagai jenis untuk konsumsi dan industri.
"Daging sapi beku yang kami impor dari Australia ini di jual dengan harga yang bervariari mulai dari Rp75.000 hingga Rp85.000 per kg, tergantung jenis dagingnya. Kami buka toko setiap hari dan melayani penjualan besar hingga Rp500 kg per hari," ungkapnya.
Dijelaskan, saat ini stok yang tersedia di gudang ada sebanyak 200 kg dengan jenis daging yang bervariasi. Stok tersebut akan habis untuk jangka waktu 7 hari. Untuk stok selanjutnya masih dalam proses pengiriman dari Australia ke Jakarta.
"Saat ini sedang on the way impor dari Australia sebanyak 5 kontainer. Jumlahnya sekitar 100 ton. Karena yang kami impor ini jenis dagingnya bervariasi untuk industri dan konsumsi. Kemungkinan daging sapi beku tersebut akan tiba di Jakarta dalam 7 hari ke depan. Karena kami masih menggunakan jalur laut," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Agroboga Utama, Ahmad Fahmi menegaskan kesanggupannya untuk melakukan impor hingga Lebaran sebanyak 1000 ton daging sapi. Namun, Amran meminta untuk menambahkan kuota lagi sebanyak 500 ton hingga akhir Lebaran.
"Bukan kami tak mau menyanggupi permintaan pemerintah untuk melakukan impor sebanyak 1.500 ton hingga Lebaran. Karena daging sapi yang kami jual ini juga dipasok untuk industri bakso dan lainnya. Kalau semuanya kami jual untuk masyarakat, bisa-bisa industri tutup usahanya. Selain itu juga keterbatasan alat potong juga menjadi masalah," pungkas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved