Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat terutama kaum muda untuk merayakan pergantian tahun tanpa minuman keras (miras). Sebab ada kebiasaan kalau sudah mendekati tahun baru, miras oplosan banyak beredar. Padahal kebiasaan itu berbahaya dan dapat berujung pada kematian.
"Bapak dan ibu, janji kita rayakan tahun baru tanpa miras. Ini perlu diingatkan, terutama untuk anak-anak muda," kata Khofifah di depan ribuan masyarakat Mojokerto yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (24/12).
Sebelumnya, di hadapan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Mojokerto, Khofifah Indar Parawansa meminta Muslimat NU Jawa Timur melakukan dakwah bahaya minuman keras (miras) dan pergaulan bebas, terutama kepada remaja.
Tingginya angka kehamilan tidak diinginkan, banyak memicu penggunaan obat peluntur kehamilan di kalangan perempuan. Hasil dari penggunaan obat ilegal itu justru meningkatkan angka kelahiran tidak diinginkan.
"Saya dikirimi foto oleh Prof Nazaruddin Umar dengan anak perempuan yang diberi nama sama dengan saya dan mengalami disabilitas karena ibunya gunakan obat peluntur kehamilan sehingga justru kelahirannya tidak normal," kata Khofifah.
Menurut Khofifah,kondisi ini menjadi "pekerjaan rumah" (PR) bagi Muslimat NU untuk terus berdakwah, membangun kesadaran masyarakat. "Kadang ini tidak jadi fokus dakwah kita. Makanya peta baru dakwah yang bisa kuatkan konstruksi sosial di masyarakat," kata Khofifah.
Sedangkan terkait konsumsi miras oplosan, Khofifah mengatakan, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek sempat menjelaskan bahaya miras oplosan. "Alkohol oplosan yang kadarnya menjadi tidak karuan justru membekukan aliran darah dengan cepat dan jika bagian jantung terkena langsung meninggal. Dampaknya paling cepat terkena di mata dan jadi buta permanen," kata Khofifah.
Kementerian Kesehatan mencatat 10-13 orang buta permanen dalam sebulan karena konsumsi miras oplosan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved