Tingginya minat investor terhadap penerbitan obligasi valas berdenominasi euro (Eurobond) oleh pemerintah menunjukkan kepercayaan kuat terhadap instrumen keuangan Indonesia. Tingkat permintaan mencapai hampir 7 kali lipat, padahal pemerintah hanya menargetkan penyerapan dana dari Eurobond sebesar 1 miliar euro.
"Ini menunjukkan bahwa permintaan atau kepercayaan terhadap Indonesia masih sangat tinggi," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri, kepada pers, di Jakarta, Kamis (03/07).
Chatib menambahkan penerbitan obligasi valas ini berada dalam momentum yang tepat karena Bank Sentral Eropa (European Central Bank) baru melakukan stimulus moneter dan memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di Eurobond.
"Kita yieldnya bisa dapat 2,9 persen, itu jelas lebih rendah dibandingkan dengan kupon di dalam dolar untuk jenis bond yang sama sekitar 4,0 persen. Ini strategi pemerintah ketika yield dolar naik, kita masuk kepada Euro yang yieldnya turun," ujarnya.
Pemerintah menjual Surat Utang Negara (SUN) dalam valas berdenominasi euro dengan seri RIEURO721 sebesar 1 miliar euro pada Rabu (02/07) malam. Penjualan SUN dalam denominasi euro itu merupakan yang pertama kalinya dilakukan Indonesia di pasar keuangan internasional.
Penerbitan obligasi ini, bagian dari strategi diversifikasi sumber pembiayaan, perluasan basis investor global serta memenuhi sebagian target pembiayaan APBN Perubahan tahun 2014. Tenor obligasi itu mencapai 7 tahun atau jatuh tempo pada 8 Juli 2021, dengan tingkat kupon 2,88 persen, imbal hasil 2,98 persen dan harga 99,37 persen. Total penawaran yang masuk (total order book) untuk seri RIEUR0721 adalah sebesar 6,7 miliar euro, sehingga terdapat kelebihan permintaan sebesar 6,7 kali.
© Copyright 2024, All Rights Reserved