Hingga berita ini diturunkan, keberadaan Pesawat jet Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines dengan nomer penerbangan MH 370 belum juga ada kepastian. Namun dua penumpang dari 239 orang yang berada di pesawat diketahui menggunakan paspor yang bukan milik mereka.
Kedua penumpang dimaksud membeli tiket penerbangan Malaysia Airlines MH 370 secara bersamaan dari Thailand dengan mata uang Baht. Mereka membeli tiket melalui maskapai penerbangan China Southern Airlines di Thailand dengan harga yang sama.
Dalam manifes penumpang yang diumumkan Malaysia Airlines, dari 239 orang yang ada di pesawat, ada satu orang warga Austria dan satu orang warga Italia.
Dua tiket yang dipesan dengan China Southern Airlines tersebut untuk penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing, kemudian menuju ke Amsterdam, Belanda.
Dari Amsterdam, keduanya berpisah. Pemegang paspor Italia memesan tiket dari Amsterdam ke Kopenhagen, sedangkan pemegang paspor Austria dari Amsterdam memesan tiket ke Frankfurt.
Kedua penumpang dimaksud menggunakan paspor curian atas nama Christian Kozel dari Austria dan Luigi Maraldi dari Italia.
Sebelumnya, Pemerintah Austria dan Italia masing-masing sudah mengkonfirmasi bahwa warga negara mereka sama sekali tidak ada dalam pesawat itu.
Siapakah sebenarnya kedua penumpang tersebut? Dimanakah pesawat MH 370 berada? Yang pasti, tampaknya pilot tidak memberikan sinyal kepada pihak berwenang.
Sementara sumber berita situs nydailynews.com mengutip keterangan sebuah sumber yang menyatakan bahwa beberapa potongan pesawat mungkin telah ditemukan di laut, sehingga ada kemungkinan bahwa Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 telah hancur di udara.
Seperti diketahui, Malaysia Airlines MH370 terbang dalam suasana cuaca cerah di atas Laut Cina Selatan pada Sabtu dinihari (08/03), dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Baru sekitar 2 jam terbang, pesawat dilaporkan hilang, tanpa ada kontak lagi.
"Fakta bahwa kami tidak dapat menemukan puing-puing apapun, sejauh ini tampaknya menunjukkan bahwa pesawat kemungkinan telah hancur di sekitar 35.000 kaki, " kata seorang sumber yang terlibat dalam penyelidikan kepada Reuters, Minggu (09/03).
Surat kabar Vietnam, Thanh Nien memberitakan tentang ditemukannya serpihan-serpihan di atas laut, yang kemungkinan merupakan bagian dari Malaysia Airlines MH370.
Dua kapal polisi segera dikirim ke tempat tersebut, yaitu sekitar 60 km sebelah selatan Pulau Tho Chu, tepat di bagian yang sama dimana dilaporkan adanya tumpahan minyak pada Sabtu.
Banyak pakar penerbangan mengatakan, posisi paling berbahaya dalam penerbangan adalah saat lepas landas atau mendarat. Jarang terjadi kecelakaan menimpa ketika sebuah pesawat berada dalam ketinggian jelajah 11 kilometer.
Sehingga kemudian timbul berbagai asumsi atas hilangnya pesawat milik Malaysia Airlines kali ini. Apapun yang menjadi penyebab hilangnya Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines tentu karena kejadiannya cukup cepat, sehingga pilot tak sempat melakukan panggilan darurat.
Tidak adanya panggilan itu merupakan indikasi “sesuatu yang sangat mendadak dan fatal telah terjadi," kata William Waldock, dosen investigasi kecelakaan di Embry-Riddle Aeronautical University di Prescott, Arizona.
Disamping itu, faktor terjadinya kerusakan struktur yang fatal, juga tak dapat diabaikan, walaupun kemungkinannya sangat kecil terjadi pada Boeing 777-200. Faktor cuaca buruk juga tak bisa diabaikan, walaupun Malaysia Airlines MH370 ketika mengudara menunjukkan langit bersih dari gangguan cuaca.
Namun, kemungkinan adanya faktor tindak terorisme atau pilot nekad menjatuhkan pesawat, tentu saja tak bisa diabaikan begitu saja.
© Copyright 2024, All Rights Reserved