Data WikiLeaks soal setoran Freeport ke polisi, cukup merepotkan. Meski begitu, pihak Mabes Polri meragukan bocoran informasi yang sudah dilansir media Australia itu. Tetapi, sesungguhnya ini isu lama yang juga menimpa TNI.
Kepala Bagian Penerangan Umum, Humas Polri, Kombes Boy Rafly Amar, di Mabes Polri, Kamis (23/12), terang-terangan meragukan kebenaran info itu. Menurut Boy, data yang dikeluarkan WikiLeaks tidak bisa dipastikan benar. Ia menduga ada kepentingan tertentu dari informasi itu.
""Setoran ke siapa? Saya nggak tahu setoran ke siapa? Apakah kepada petugas di sana? Masalah WikiLeaks ini kan meragukan juga. Ini ada maksudnya apa. Namanya kebebasan informasi kan begitu," kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Bagi Boy, bocoran WikiLeaks merupakan keniscayaan dari era kebebasan informasi. Meski begitu, ia menyerahkan kepada masyarakat soal kebenaran info yang dilansir WikiLeaks. Ia menyebutkan, biarkan kebebasan informasi itu berjalan. Terserah masyarakat mau pakai atau tidak, pihaknya merasa tak perlu menanggapinya.
Sejumlah media Australia, Kamis, memberitakan sepak terjang TNI di Papua. Sebuah kawat diplomatik, Maret 2006 menyebutkan PT Freeport menyetor sejumlah dana ke TNI dan Polri untuk membantu pengamanan kegiatan Freeport.
Sydney Morning Herald menuliskan, betapa Kedubes AS Jakarta sangat memperhatikan kepentingan PT Freeport. Dalam sejumlah kawat diplomatik, mengutip data WikiLeaks itu, terungkap kalau Freeport sering berkeluh kesah ke Kedubes AS Jakarta. Maret 2006, manajer senior perusahaan tambang itu mengadu, korupsi merajalela di pejabat kabupaten dan provinsi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved