Emiten pertambangan BUMN, PT Timah Tbk (TINS), di Kuartal I Tahun 2024 membukukan pendapatan sebesar Rp2,06 triliun atau turun 5,3% dibandingkan dengan periode yang sama (Kuartal I) pada tahun sebelumnya (2023) yang tercatat sebesar Rp 2,17 triliun.
"Penurunan harga pokok pendapatan sebesar 7,7% dari Rp1,91 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp1,76 triliun di kuartal I 2024," kata Manajemen PT Timah Tbk dalam laporan keuangannya Kuartal 1 2024 yang dikutip, Kamis (2/5/2024).
Manajemen Timah menjelaskan, di tengah ketidak pastian kondisi global, penurunan stok di bursa LME dan Shanghai serta gangguan politik di negara-negara pengekspor logam timah menghambat rantai pasokan logam timah secara global sehingga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga logam timah dunia di bursa LME.
Momentum tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh perseroan seiring dengan upaya meningkatkan kinerja produksi dan operasi secara signifikan.
Fokus perseroan adalah pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang dan pembukaan lokasi baru, termasuk strategi recovery plan serta program efisiensi berkelanjutan.
"Secara perlahan hal itu berimbas pada perbaikan kinerja keuangan perseroan sehingga membukukan laba positif di kuartal I 2024 seiring perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani.
Sampai dengan kuartal 1 2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 5.360 ton atau naik 29,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 4.139 ton.
Adapun produksi logam naik 12,7% menjadi 4.475 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3.970 ton, sementara penjualan logam timah turun 17% menjadi 3.524 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4.246 ton.
Saat ini, harga jual rata-rata logam timah sebesar 27.071 dolar AS per metrik ton atau naik 1,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26.573 dolar AS per metrik ton.
Dalam kurun waktu tersebut, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91% dengan 6 besar negara tujuan ekspor, meliputi Singapura 22%, Korea Selatan 14%, Amerika Serikat (AS) 11%, Jepang 9%, India 8% dan Belanda 8%. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved