Laba rata-rata industri di Tiongkok periode Januari-Februari 2016 meningkat 4,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Kondisi tersebut terjadi di tengah perlambatan ekonomi yang melanda negara pemilik kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Biro Statistik Nasional atau National Bureau of Statistic (NBS) Tiongkok menyebutkan, jumlah total laba industri Tiongkok pada dua bulan pertama tahun 2016 mencapai 780,7 miliar yuan.
“Jumlah tersebut setara US$119,8 miliar. Pertumbuhan laba industri Tiongkok tersebut juga lebih tinggi ketimbang posisi akhir Desember 2015,” sebut NBS dikutip dari Reuters, Minggu (27/03).
Saat itu, laba industri Tiongkok tumbuh sebesar 4,7 persen dari tahun sebelumnya. Posisi pada bulan Desember 2015 merupakan posisi terendah dalam tujuh bulan terakhir sepanjang tahun 2015.
Menurut pejabat NBS, He Ping, tren positif tersebut disebabkan oleh pertumbuhan penjualan produk. Selain itu, harga barang-barang industri yang sempat mengalami penurunan tajam kini beranjak stabil.
He Ping mengatakan, mesin-mesin elektrik, bisnis pengolahan minyak serta usaha makanan dan minuman berkontribusi sangat signifikan bagi total pertumbuhan laba perusahaan Tiongkok.
Rendahnya harga bahan bakar merupakan salah satu faktor penting pendongkrak kinerja industri di Tiongkok. Melonjaknya keuntungan pada usaha makanan ditopang oleh permintaan yang meningkat cukup besar. Kondisi ini dipengaruhi harga produk yang lebih rendah karena penurunan harga bahan baku.
Biro Statistik Tiongkoka selalu menggabungkan data bulan Januari-Februari demi menghindari ketimpangan data menjelang perayaan Imlek. Sebab, umumnya perusahaan di Tiongkok akan meliburkan usahanya dalam periode yang cukup panjang untuk merayakan Tahun Baru Tiongkok.
© Copyright 2024, All Rights Reserved