Sebuah bom meledak di pasar malam Kota Davao, Mindanao, Filipina Selatan dan menyebabkan 14 orang tewas dan 71 orang lainnya luka-luka. Bom tersebut meledak saat Presiden Filipina Rodrigo Duterte tengah mengunjungi kampung halamannya itu. Filipina mencurigai kelompok Abu Sayyaf di balik serangan itu.
"Kantor Presiden telah mengirimkan pesan dan mengkonfirmasi bahwa itu sebuah pembalasan Abu Sayyaf. Bagi pihak pemerintah kota ini, kami bekerja atas dasar bahwa ini pembalasan Abu Sayyaf," ujar Wali Kota Davao Sara Duterte, yang merupakan putri Presiden Duterte.
Menteri Pertahanan Nasional Delfin Lorenzana juga merilis statemen yang menyatakan, dirinya yakin bahwa Abu Sayyaf yang telah menyatakan sumpah setia pada kelompok ISIS, telah melakukan serangan bom di pasar malam di Davao pada Jumat itu.
"Meski belum ada yang muncul untuk mengklaim aksi itu, kami hanya bisa mengasumsikan bahwa ini dilakukan kelompok teroris Abu Sayyaf yang telah mengalami banyak korban jiwa di Jolo dalam beberapa pekan terakhir," sebut Lorenzana seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (03/09).
Delfin mengatakan, pihaknya telah menduga hal ini dan mengingatkan aparat militer terkait ancaman inil. "Namun musuh juga mahir memanfaatkan ruang demokrasi yang diberikan konstitusi kita untuk bergerak bebas dan leluasa menabur teror," ujar dia.
Pada pekan lalu, Duterte telah memerintahkan operasi militer besar-besaran terhadap Abu Sayyaf di sarang mereka di Pulau Jolo, sekitar 900 kilometer dari Davao.
© Copyright 2024, All Rights Reserved